BETANEWS.ID, KUDUS – Busana dan kain-kain indah tampak tertata rapi di dalam rumah produksi AH Ecoprint, Jalan Cipto Kusumo, Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabuapten Kudus. Produk itu bersanding dengan sepatu dan tas yang terpajang di almari.
Tak jauh dari sana, owner AH Ecoprint, Siti Hawa (54), tampak sedang membuat kain ecoprint. Ia menggunakan alat-alat sederhana seperti alat pukul atau pounding untuk membuat motif dari dedaunan.
Menurutnya, bisnis yang berkembang cukup pesat ini bermula dari coba-coba mengikuti pelatihan ecoprint. Awalnya, perempuan yang akrab disapa Hawa itu hanya ingin bisa membuat kain untuk keluarganya sendiri. Namun, rasa tertarik yang tumbuh selama pelatihan membuatnya terus mendalami dunia ecoprint.
Baca juga: Produk Ecoprint Godong Salam yang Penjualannya Tembus Pasar Luar Negeri
Tak berhenti pada pelatihan pertama, Ia kemudian mengikuti pelatihan-pelatihan tambahan dan workshop online demi memperbaiki kualitas produknya.
“Dulu saya mikir, alangkah bangganya kalau saya bisa bikin kain sendiri, buat keluarga juga. Sempat ikut pelatihan, tertarik, akhirnya keterusan sampai sekarang,” ujar Hawa, beberapa waktu lalu.
Sebelum terjun ke bisnis ecoprint, Hawa sudah mencoba berbagai usaha, mulai dari ikan hias, sembako, hingga telur asin yang masih berjalan hingga kini. Hawa mengaku, kecintaannya pada dunia wirausaha sudah dimulai sejak SMA.
Salah satu hal yang paling dirasakannya sejak memulai usaha ecoprint adalah kegemarannya berkebun. Kini, halaman rumahnya dipenuhi dengan berbagai tanaman yang ia tanam sendiri. Baginya, berkebun tidak hanya menyediakan bahan baku ecoprint, tetapi juga menjadi terapi diri yang menyenangkan.
Baca juga: Batik Ecoprint Karya Rina Ini Jadi Incaran Banyak Orang, Setiap Bikin Langsung Laku
“Tadinya rumah saya nggak ada tumbuhan sama sekali. Terus saya mikir, enak, ya, kalau buat ecoprint bisa metik dari kebun sendiri. Selain itu, berkebun bisa jadi terapi supaya nggak cepat pikun,” katanya sambil tertawa.
Produk ecoprint Hawa kini telah menjangkau berbagai kota, mulai dari Tangerang, Kediri, Sukabumi, hingga Palembang. Selain pemasaran yang semakin luas, ecoprint miliknya juga masuk dalam program eduwisata di Kudus.
Tak hanya itu, Hawa juga membuka pelatihan pembuatan ecoprint. Ia mematok harga kelas tersebut mulai dari Rp30.000 hingga Rp150.000 per paket.
“Banyak yang bilang saya rugi kalau berbagi ilmu ecoprint ini, padahal nggak. Justru makin banyak yang bisa, saya makin senang. Hitung-hitung bisa jadi amal jariyah,” jelasnya.
Penulis: Prih Nur Fia Istiqomah, Mahasiswa Magang PBSI UMK
Editor: Ahmad Rosyidi