BETANEWS.ID, KUDUS – Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus resmi menjadi desa siaga Tuberkulosis (TBC), Senin (4/11/2024). Penetapan Ini merupakan pertama kalinya di Provinsi Jawa Tengah, untuk tingkat desa.
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, mengatakan, jumlah kasus TBC di seluruh Indonesia itu ada kurang lebih ada 1,06 juta. Di Kudus, salah satu desa yang punya kasus tinggi adalah Desa Gondangmanis.
Karena ini merupakan Desa Siaga TBC pertama di Jateng, Hasan pun berpesan agar jangan bikin malu. Menurutnya, Pemerintah Desa Gondangmanis harus punya Standard Operating Procedure (SOP) dan inisiatif-inisatif percepatan penanganan kasus TBC.
Baca juga: Desa Gondangmanis Bentuk Satgas Percepatan Penanggulangan TBC
“Ojo ngisin-ngisini, sebab Desa Gondangmanis ini adalah Desa Siaga TBC pertama kali di Provinsi Jateng. Sehingga nanti akan jadi rujukan penanganan TB bagi daerah lain,” bebernya selepas acara launching Desa Siaga TB di Hotel @Hom.
Hasan pun mengimbau agar penanganan TBC di Kudus tidak dibebankan pada satu pihak saja, yakni harus melalui semangat bersama yakni sengkuyung bareng.
“Semangat sengkuyung bareng akan jadi kunci penanganan TBC di Kudus. Jadi kasus TBC ini tidak hanya jadi tanggung jawab desa tertentu atau Dinas Kesehatan saja, tetapi seluruh stakeholder, termasuk melibatkan pihak swasta,” ungkap Hasan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKk) Kudus, Andini Aridewi menyampaikan, saat ini kasus TBC terbanyak ada di Desa Gondangmanis dengan 35 kasus. Namun, jumlah kasus bukanlah faktor satu-satunya sebuah desa ditetapkan jadi Desa Siaga TB.
Baca juga: Kades Gondangmanis Siap Gelontorkan Anggaran untuk Percepatan Penanggulangan TBC
“Selain jumlah kasus, penetapan Desa Siaga TB juga ditentukan oleh komitmen pemerintah desa dan jajarannya untuk melakuakn penanganan. Salah satunya adalah upaya melakukan screening aktif kepada warga,” ujarnya.
Andini mengungkapkan, TBC di seluruh Kudus ditemukan kurang lebih ada 1.986 kasus, dari targetnya 2.648 kasus. Pemasangan target tersebut sebagai upaya agar tak terjadi fenomena gunung es.
“Jangan sampai yang ketahuan baru sedikit, tapi kasus sebenarnya banyak. Sebab TBC ini adalah penyakit menular. Semoga saja, Desa Siaga TB ini bisa berjalan dengan baik. Supaya nanti bisa jadi role model penanganan TBC bagi desa-desa lain di Kudus,” harapnya.
Editor: Ahmad Muhlisin