BETANEWS.ID, KUDUS – Ratusan kios dan los di Pasar Kliwon Kudus tutup. Sang pemilik banyak yang mencoba menjual atau menyewakannya tetapi banyak yang tidak laku.
Informasi penjualan dan penyewaan itu tertempel di tembok atau rooling door yang dilengkapai dengan nomor ponsel pemilik. Namun, kertas informsi itu sudah tampak usang saking lamanya menempel.
Salah satu pedagang, Nunuk Pujiono, mengatakan, setelah pandemi Covid-19 jumlah pengunjung Pasar Kliwon Kudus memang terus menurun. Oleh karenanya, banyak pedagang yang memilih menutup kios dan losnya untuk kemudian disewakan atau dijual.
Baca juga: Selain Pasar Online, Ekonomi Sulit jadi Penyebab Banyaknya Kios Pasar Kliwon Tutup
“Tapi, hampir semua kios atau los yang disewakan maupun dijual itu tak ada yang laku. Ada yang sudah sebulan bahkan ada juga yang sampai dua tahun belum ada penyewa atau pembeli,” ujar Nunuk, belum lama ini.
Dia mengungkapkan, tak lakunya kios dan los itu karena menjamurnya pasar online. Sebab, masyarakat banyak yang beralih ke pasar online. Bahkan, produsen-produsen pakaian juga banyak yang langsung menjual produknya melalui toko online mereka.
“Dengan begitu otomatis masyarakat akan lebih memilih langsung berbelanja ke produsennya langsung dari pada ke pasar. Selain itu, perekonomian saat ini juga kayaknya lagi tidak bagus,” bebernya.
Ketika perekonomian tak lagi bagus, tuturnya, masyarakat tentu akan lebih memilih membelanjakan uangnya untuk kebutuhan yang betul-betul penting, serta kemudian menunda berbelanja pakaian.
“Semua itu akan berdampak pada pengunjung pasar yang turun drastis. Efeknya para pedagang di pasar merugi dan memilih menutup kios maupun losnya untuk kemudian disewakan atau pun dijual,” jelas perempuan yang sudah berjualan di Pasar Kliwon Kudus sejak 1996 itu.
Baca juga: Pengunjung Sepi, Omzet Pedagang Pasar Kliwon Kudus Anjlok Hingga 50 Persen
Namun, lanjutnya, menjual atau menyewakan kios dan los di masa paceklik bukanlah suatu yang mudah. Sebab, ketika pasar sepi pengunjung maka orang pun enggan untuk menyewa atau membeli kios.
“Dulu ketika Pasar Kliwon Kudus masih ramai pengunjung, hampir tak ada kios maupun los yang tutup. Kalau pun ada, tidak lama langsung disewa atau dibeli orang,” ungkapnya.
Sekarang berbeda, kios dan los Pasar Kliwon tidak laku. Padahal harga sewa sudah turun drastis dari sebelumnya.
“Dulu harga sewa satu petak kios di Pasar Kliwon Kudus itu Rp30 juta setahun. Sekarang harganya turun jadi Rp15 juta setahun. Meski sudah turun tapi gak ada yang mau menyewa,” sebutnya.
Sementara untuk harga jual kios di Pasar Kliwon saat ini, Nunuk mengaku tidak tahu. Sebab dari sekian banyak kios dan yang dijual belum ada seorang pun yang menawar.
“Jangankan beli, menawar harga kios atau los di Pasar Kliwon Kudus itu tidak ada,” imbuh pemilik Toko Faiz tersebut.
Editor: Ahmad Muhlisin