BETANEWS.ID, JEPARA – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Cilacap, Kendal, dan Batang, berkunjung ke Disdukcapil Jepara untuk belajar cara mendirikan Kios Administrasi Kependudukan di Desa (Kios Adminduk).
Rombongan mereka datang dengan dipimpin oleh kepala dinasnya masing-masing dan diterima oleh Kepala Disdukcapil Jepara, Abdul Syukur, beserta jajarannya di Ruang Rapat Disdukcapil, Rabu (19/9/2024).
Abdul Syukur mengungkapkan, pelayanan administrasi kependudukan di desa banyak memberikan manfaat baik bagi warga maupun Disdukcapil.
Baca juga: Untuk Warga Jepara, Urus KTP, KK, hingga Akta Kelahiran Kini Sudah Bisa di Desa Masing-Masing
Menurut perhitungan ekonomi, dibanding dengan pelayanan tatap muka, pelayanan Kios Adminduk yang langsung datang ke Balai desa bisa menghemat anggaran Rp3,7 miliar per tahun.
“Jika setiap warga untuk mengurus satu dokumen kependudukan membutuhkan waktu 1 hari dan harus izin kerja sehari dengan gaji rata-rata Rp100 ribu dan 1 liter BBM setara Rp10 ribu, maka 1 dokumen kependudukan membutuhkan Rp110 ribu. Setahun beroperasinya Kios Adminduk berhasil menerbitkan 34.430 dokumen sehingga setara Rp3,7 miliar,” katanya pada Kamis (19/9/2024).
Selain itu, keuntungan lainnya yaitu waktu penyelesaian yang lebih cepat dari semula seminggu lebih menjadi maksimal tiga hari kerja.
“Adanya Kios Adminduk lebih memudahkan karena verifikasi berkas di awal sudah dilakukan oleh petugas Kios Adminduk di desa. Dengan verifikasi tersebut, setidaknya berkas sudah lengkap dan benar sehingga verifikasi kami menjadi lebih mudah,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Disdukcapil Cilacap, Annisa Fabriana, mengungkapkan, ketiga kabupaten ini rencananya akan memberikan pelayanan sampai di desa.
Baca juga: Pemkab Jepara Resmikan Empat Kios Adminduk di Kecamatan Karimunjawa
Hanya saja, sebelum terlaksana mereka perlu belajar ke Jepara agar memahami bagaimana proses mendirikan, kendala yang dihadapi serta permasalahan teknis lainnya.
“Meskipun permasalahan yang dihadapi tiap daerah berbeda-beda, kami perlu belajar dari Jepara agar nantinya pelayanan adminduk di desa semakin baik,” katanya.
“Luas wilayah, jumlah SDM dan karakter masyarakat tiap daerah berbeda beda sehingga dengan masukan dari kabupaten-kabupaten yang sudah menerapkan pelayanan sampai desa harapannya menjadi lebih baik,” tambahnya.
Editor: Ahmad Muhlisin