31 C
Kudus
Sabtu, September 21, 2024

2.368 Anak di Kudus Kena Stunting, Paling Banyak di Gebog dan Dawe

BETANEWS.ID, KUDUS –  2.368 atau 4,7 persen anak di Kabupaten Kudus terkena stunting. Jumlah ini sudah menurun ketimbang 2023 yang mencapai 2.700 anat atau 5,6 persen.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Nuryanto, mengatakan, faktor yang menyebabkan terjadinya stunting adalah gangguan perkembangan dan pertumbuhan kronis anak sedari lahir, seperti adanya penyakit bawaan dan pola asuh anak.

“Stunting tetap ada. Mengingat terkait kelahiran anak ada yang prematur, pola asuh, dan penyakit si anak bawaan dari lahir,” ungkapnya, belum lama ini.

-Advertisement-

Baca juga: Dinkes Kudus Kerjasama dengan Tujuh RS untuk Atasi Stunting

Ia menjelaskan, saat ini kasus stunting paling banyak di Kecamatan Gebog dan Dawe. Hal itu disebabkan dua kecamatan tersebut kebanyakan orang tuanya bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

“Secara otomatis anak kebanyakan dititipkan kepada neneknya dengan pola asuh yang kurang diperhatikan, sehingga anak secara perkembangan dan pertumbuhannya kurang maksimal,” jelasnya.

Untuk mengupayakan penurunan kasus, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya, seperti skrining pada pasangan atau calon pengantin, untuk mengantisipasi stunting.

“Jadi kami skrining untuk untuk melihat kesehatan pada tubuhnya, cek Hb, dan lain sebagainya. Langkah ini untuk mengetahui apakah ada penyakit yang bisa menimbulkan terjadinya stunting pada anak saat nanti melahirkan. Kalau memang ada indikasi itu, lalu kita berikan vitamin atau suplemen untuk calon ibu ini,” tuturnya.

Baca juga: RS Mardi Rahayu Galakkan Program Jangan Sampai Ibu Glowing tapi Anak Stunting

Selain itu, pihaknya juga punya program untuk pencegahan berupa PDK, lalu PKMK untuk memperbaiki pertumbuhan pada anak yang sudah terindikasi stunting, pengawalan pemberian PMT, sosialiasi stunting, dan sebagainya.

Nuryanto mengimbau, untuk semua wanita, termasuk remaja, supaya sering mengunjungi puskesmas untuk konsultasi dan rutin melakukan cek Hb.

“Kemudian untuk ibu hamil datangi puskesmas untuk antenatal care (ANC) dan rutin datangi posyandu untuk melihat perkembang dan pertumbuhan anak di dalam kandungan. Terakhir untuk ibu, terus lakukan pola asuh bagi si buah hati,” imbuhnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER