BETANEWS.ID, KUDUS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Loekmono Hadi tahun ini mendapat alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp50,2 miliar. Secara total, tahun ini Kudus mendapat alokasi Rp212 M yang dibagi ke beberapa sektor mulai dari kesehatan hingga bantuan langsung tunai (BLT).
Menurut Direktur RSUD dr Loekmono Hadi, Abdul Hakam, anggaran ini untuk membeli beberapa alat kedokteran setelah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan untuk beberapa penyakit di Karesidenan Pati. Penyakit itu meliputi jantung, kanker, urologi, stroke, dan pusat kesehatan ibu dan anak.
“Karena sudah dipercaya sebagai rumah sakit rujukan, maka kita manfaatkan alokasi dana cukai untuk kelengkapan sarana dan prasarananya,” ujar Hakam kepada Betanews.id melalui sambungan telepon, belum lama ini.
Baca juga: RSUD Kudus Kini Punya Poli Eksekutif Berkonsep One Stop Service
Demi meningkatkan pelayanan terhadap pasien jantung, pihaknya akan menggunakan dana cukai untuk penambahan alat kateterisasi jantung. Pasalnya, saat ini di RSUD Kudus baru mempunyai satu alat kateterisasi.
“Pengadaan alat kateterisasi jantung ini paling banyak menyedot anggaran dana cukai di RSUD Kudus. Pasalnya alat kateterisasi jantung itu harganya memang sangat mahal,” bebernya.
Meski mahal, kata Hakam, alat kateterisasi memang harus dibeli. Selain karena RSUD sudah ditunjuk jadi rumah sakit rujukan jantung di Karesidenan Pati, hal itu juga untuk mengurangi rujukan pasien ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi di Semarang.
“Kita sebagai rumah sakit rujukan jantung di Karesidenan Pati, jadi kita kuatkan di situ supaya tidak terjadi nanti penumpukan pasien,” jelasnya.
Selain ditunjuk jadi rujukan pasien jantung, lanjut Hakam, RSUD dr Loekmono Hadi juga ditunjuk jadi rujukan pasien kanker se-Karesidenan Pati. Oleh karenanya, alokasi dana cukai juga dialokasikan untuk onkologi.
Baca juga: DBHCHT Kudus 2024 Turun Rp26 M Jadi Rp212 M, Ini Sebabnya
“Kita siapkan ruangannya dan berbagai peralatan untuk penanganan penyakit kanker,” bebernya.
Kemudian untuk pengobatan penyakit stroke, pihaknya akan menyiapkan unit khusus. Nantinya ada ruangan khusus untuk merawat pasien stroke di RSUD Loekmono Hadi.
“Lalu untuk urologi, kita akan menyiapkan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) atau alat pemecah batu yang menyumbat di saluran kemih,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, RSUD Loekmono Hadi juga ditunjuk sebagai pusat rumah sakit ibu dan anak. Nantinya, alat-alat untuk kesehatan yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan anak dilengkapi.
“Jadi, nanti kita akan tambahi ventilator dan juga inkubatornya. Sehingga diharapkan mampu mengurangi resiko kematian ibu dan anak yang dirawat di RSUD Loekmono Hadi Kudus,” imbuhnya.
Dengan adanya penambahan sarana dan prasarana berbagai penyakit tersebut, Hakam berharap, masyarakat bisa berobat di RSUD Loekmono Hadi tanpa harus dirujuk ke Semarang, karena di Kudus pun berbagai penyakit bisa tertangani.
Editor: Ahmad Muhlisin