BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa pembeli tampak berdatangan di Kedai Ayam Geprek Abah Gaul yang berlokasi di Desa Dersalam, Kecamatan Bae. Mereka terlihat langsung menuju kasir untuk memesan makanan dan membayar secara langsung. Suasana pembeli saat makan siang di sana sangat ramai, hingga tempat duduk yang disediakan tak ada yang kosong.
Ramainya pembeli itu membuat beberapa karyawan tampak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tak terkecuali owner Kedai Ayam Geprek Abah Gaul, Ahmad Ridwan. Mereka tampak mondar-mandir mengantarkan menu dan membereskan meja yang ditinggal pembeli.

Di sela-sela melayani pembeli, Ridwan bersedia berbagi cerita soal kedai yang jadi pelopor menu Ayam Geprek Bakar di Kudus itu.
Baca juga: Meski Harganya Cuma Rp10 Ribu, tapi Soto Ayam di Warung Ibu Atik Ini Selalu Bikin Nagih
“Geprek bakar ini inovasi saya yang menjadikan usaha ini bisa berkembang. Waktu itu di Kudus belum ada yang jual. Kemungkinan saja geprek bakar ini pertama kali di Kudus. Alhamdulillah menu itu malah menjadi best seller dan paling dicari di sini,” ungkapnya, Kamis (9/11/2023).
Ia menjelaskan, kedai cabang ketiganya itu baru dibuka sejak 16 Oktober 2023. Meski belum genap satu bulan buka, menurutnya progres penjualan sudah terlihat. Sebab, tempat yang dipilihnya sangat strategis, sehingga tempat itu semakin banyak peminatnya.
“Untuk progres kedai di sini sudah mulai terlihat ya, dari penjualan awal buka yang bisa menjual sekitar 50 porsi, saat ini bisa menjual sekitar 200 porsi sehari. Dengan penjualan sebanyak itu, 35 persennya adalah menu geprek bakar,” jelas pria berusia 27 tahun tersebut.
Baca juga: Takoyaki Murah Meriah di Yama Takoyaki Ini Harus Masuk Daftar Kulineranmu di Kudus
Tidak hanya mahasiswa atau kalangan muda, kata Ridwan, pembeli yang berlangganan di sana bahkan semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Lantaran menurutnya, ia menyediakan menu geprek mulai dari 0-15 level untuk tingkat kepedasannya, sehingga semua umur bisa menikmati.
“Selain itu kami di sini menyediakan nasi sepuasnya bagi pembeli yang merasa masih belum cukup,” ucap warga Desa Klaling RT 7 RW 4, Kecamatan Jekulo tersebut.