31 C
Kudus
Jumat, Desember 1, 2023

Fosil di Situs Patiayam Pernah Diburu Orang China untuk Obat hingga Kolektor Barang Kuno

BETANEWS.ID, KUDUS – Pada zaman penjajahan Belanda, fosil di Situs Patiayam banyak diburu orang China untuk pengobatan. Mereka mempercayai fosil bisa mengobati berbagai penyakit. Sejak ditemukan pertama kali oleh Raden Saleh pada 1857, fosil di pegunungan Patiayam memang menjadi temuan yang membuat dunia tercengang.

“Satu fakta, Museum Situs Purbakala Patiayam itu sangat panjang sekali sejarahnya. Menariknya, pada waktu (masa penjajahan Belanda) itu bahkan tabib China mengambil fosil untuk pengobatan. Karena mereka mempercayai, dalam budaya China fosil purba bisa menjadi obat,” tutur jurnalis dan budayawan, Prayitno, dalam kegiatan Museum Keliling di SMPN 1 Jati, Kamis (2/11/2023).

Program Museum Keliling di SMPN 1 Jati, Kamis (2/11/2023). Foto: Kaerul Umam

Bahkan, mendengar penemuan itu, salah satu seorang temannya, Frans Wilhelm Junghuhn sampai tertarik datang berburu fosil di Pegunungan Patiayam.

Baca juga: Wah, Peserta Museum Keliling Dapat Diskon Tiket Masuk Museum Kretek dan Patiayam

“Jadi Frans Wilhelm Junghuh itu teman kuliah Raden Saleh. Jadi dia diajak liburan untuk melakukan temuan fosil di Patiayam. Tidak hanya sebatas menghabiskan liburan saja, tapi mereka melakukan kegiatan berburu fosil,” jelasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Parowosata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Mutrikah menambahkan, perburuan fosil itu terus terjadi hingga bertahun-tahun berikutnya, baik mulai dari pemburu fosil untuk dijual, kolektor, hingga penyuka barang kuno. Melihat itu, warga setempat lalu berinisiatif membuat rumah fosil.

“Jadi pada saat itu, masyarakat menemukan fosil-fosil tersebut yang kemudian dititipkan di rumah Alm Ramijan Mustofa. Kemudian rumah itu digunakan sebagai penampung sementara. Bahkan Rumah Fosil itu bertahan selama 4 tahun, yakni pada 2005-2009,” jelasnya di hadapan puluhan peserta dari korwil, pengawas hingga guru IPS SMP dan kepala sekolah SD se-Kecamatan Kudus.

Dengan banyaknya temuan fosil di desa tersebut, Kades setempat kemudian melaporkan desanya itu terkenal dengan temuan fosilnya. Hal tersebut kemudian mengundang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus membuat museum.

Baca juga: Museum Patiayam Wacanakan Tempat Simulasi dari Penemuan Fosil hingga Bisa Dipamerkan

“Kemudian Kadis Disbudpar pada saat itu akhirnya memberikan kebijakan untuk menyiapkan tempat untuk temuan fosil tersebut. Saya yang pada saat itu masih menjadi Kasi Promosi Disbudpar, lalu tanya kepada Kades apakah ada tempat, ternyata ada ruangan Balai Desa yaitu ruang PKK. Kemudian temuan fosil yang disimpan di rumah Pak Ramijan akhirnya dipindahkan ke Balai Desa,” ujarnya.

Pada 2010, lanjutnya, koleksi fosil di Rumah Fosil dipindahkan ke bangunan. Ia mengaku, saat itu temuan fosil di Patiayam semakin banyak dan dirasa membutuhkan bangunan Museum sementara. Kemudian 2014, Museum sementara itu dibuat di atas tanah Pemerintah Desa Terban.

Alhamdulillah hingga saat ini Museum Situs Purbakala Patiayam memiliki dua bangunan kembar dan statusnya saat ini masih sewa dari Pemerintah Desa Terban,” tuturnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

33,383FansSuka
13,322PengikutMengikuti
4,303PengikutMengikuti
121,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER