BETANEWS.ID, KUDUS – Ahmad Ridwan terlihat sedang membersihkan meja pembeli di Kedai Ayam Geprek Abah Gaul, Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Meskipun punya karyawan, ia tak segan ikut membereskan meja yang ditinggal pembeli.
Bagi dia, upaya tersebut merupakan caranya menjaga usaha yang mati-matian ia rintis setelah diremehkan banyak orang. Makanya, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi usaha yang buka setiap hari mulai pukul 10.00-21.00 WIB tersebut.
Usai menyelesaikan pekerjaannya, Ridwan bercerita bagaimana rasanya diremehkan orang saat ia juga terlilit utang mencapai Rp80 juta dari usaha sebelumnya.
Baca juga: Dari Hobi Jadi Ladang Rezeki, Ini Kisah Bayu Rintis Kedai Mi Level dari Kecintaannya pada Mi
“Waktu itu banyak yang meremehkan. Jadi pas awal buka ini (Ayam Geprek Abah Gaul) utang tidak semakin menyusut malah bertambah, sebab saya juga utang Rp30 juta lagi untuk modal usaha ini,” bebernya, Kamis (9/11/2023).
Menurutnya, nekad merintis kedai ayam geprek karena ingin ikut kecipratan ramainya usaha tersebut. Namun, usaha yang dibangun pada 14 Februari 2019 itu tidak langsung ramai seperti sekarang ini.
“Selama tiga bulan awal, saya merasa pembeli itu bukan karena kepingin, tapi karena kasihan. Soalnya dalam sehari penjualan pada saat itu juga belum signifikan atau sepi pembeli,” ungkapnya.
Di tengah kekalutan itulah, sang istrinya tampil menguatkannya untuk tetap bertahan. Di titik itulah ia kemudian kembali menata usaha hingga mulai ada peningkatan. Semakin hari, berkat keuletan dan kesabaran, usahanya itu semakin banyak peminatnya.
“Alhamdulillah sekarang ini usaha semakin berkembang. Penjualan yang tadinya sepi, saat ini alhamdulillah ramai hingga kalau ditotal bisa menjual ribuan porsi setiap hari di tiga cabang yang ada. Untuk di cabang ketiga karena baru, penjualan seharinya kurang lebih 200-300 porsi,” tutur bapak satu anak tersebut.
Baca juga: Cerita Penjual Takoyaki dan Jasuke Kudus, Pernah Dicurangi Karyawannya Sendiri
Warga Desa Klaling RT 7 RW 4, Kecamatan Jekulo itu menambahkan, di kedainya itu ia menyediakan banyak menu mulai ayam geprek original, ayam geprek mozarella, ayam geprek keju, ayam geprek bakar, mi geprek, mi geprek bakar, hingga camilan.
“Untuk harga dari Rp13 ribu sampai Rp20 ribu. Sementara untuk pembeli kebanyakan dari anak muda yang suka dengan pedas. Tapi semua kalangan mulai anak hingga dewasa juga berlangganan di sini,” jelas pria berusia 27 tahun tersebut.
Editor: Ahmad Muhlisin