BETANEWS.ID, KUDUS – Penjual mangga di dekat Museum Kretek itu tampak ramai pembeli. Mereka datang silih berganti memilih mangga-mangga yang ditata di sebuah pikap. Setelah puas memilih, buah itu lantas diberikan kepada penjual untuk ditimbang dan ditotal harganya.
Di musim mangga seperti saat ini, lapak-lapak penjual mangga memang banyak bertebaran di berbagai ruas jalan, termasuk milik Muhammad Bianto itu. Warga Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Demak tersebut menyediakan mangga mulai harga Rp8 ribu per kilogram.
Meski banyak penjual mangga di Kudus, Bianto mengaku lapaknya itu ramai diburu pembeli. Dalam sehari, setidaknya pria berusia 33 tahun itu sanggup menjual mangga satu hingga dua kuintal.
Baca juga: Kudus Punya Pasar Sayur dan Buah, Sewa dan Retribusi Kios Gratis
“Kalau penjualan pastinya tidak ramai terus. Pasti ada kalanya ramai maupun sepi. Ya setidaknya dalam sehari bisa menjual 100 sampai 200 kilogram mangga,” bebernya saat ditemui dilapaknya yang berada di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati itu, Jumat (5/10/2023).
Ia menjelaskan, mangga yang dijualnya itu berjenis mangga harum manis berasal dari Jawa Timur. Ia mengaku setiap hari selalu mengambil di Pasar Johar Semarang untuk dijual di Kudus, lantaran dalam sehari barangnya selalu ludes.
“Karena saat ini yang sedang panen raya di daerah Jawa Timur. Sehingga ketersediaan mangga ada banyak untuk jenis ini,” ungkapnya.
Di lapak yang buka mulai pukul 6.00-17.00 WIB itu, ia mematok harga mangga mulai dari Rp8 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram tergantung ukuran.
Baca juga: Segar Manisnya Es Doger Priangan di Cendono Kudus Ini Jadi Penolang Saat Cuaca Panas
“Untuk harga mangga yang masak di pohon per kilogramnya Rp20 ribuan karena untuk rasanya tetap beda. Jadi lebih manis yang masak di pohon, sehingga harga lebih mahal,” ucap bapak yang saat ini dikaruniai dua orang anak itu.
Untuk memastikan kepercayaan pembeli, Bianto, mempersilahkan kastemer mencicipi buah mangga yang dijualnya itu. Pelayanan itu untuk memastikan pembeli agar tidak kecewa membeli mangga di lapaknya.
Editor: Ahmad Muhlisin