BETANEWS.ID, DEMAK – Kepulan asap tampak menyeruak dari celah-celah gubuk pinggir kali di Desa Cabean, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Asap itu bukan datang dari kebakaran rumah atau sampah, melainkan dari rumah produksi pembuatan ikan asap milik warga setempat.
Aroma ikan gurih yang khas menyeruak saat berada di sekitar wilayah tersebut. Usut punya usut, rahasia aroma gurih tersebut berasal dari bahan baku untuk memanggang ikan.
Baca Juga: Mengunjungi Desa Cabean, Sentra Pengasapan Ikan di Demak
Jika biasanya ikan asap dipanggang dengan jenggel atau tongkol jagung, Ikan Asap Cabean, Demak dipanggang dengan jerami.
Pemilihan jerami padi kering disebut karena bisa membuat gurihnya ikan bisa menjadi maksimal dibanding menggunakan janggel jagung ataupun batok kelapa.
“Kalau pakai jerami kan khusus untuk ikan air tawar, agar dagingnya tidak mudah gosong dan rusak. Rasanya enak dan mantap,” kata Ratmi, salah seorang pengusaha ikan asap.
Untuk membuat ikan asap, mula-mula ikan segar dibersihkan menggunakan air mengalir, lalu ikan ditata di atas papan pemangangan dan dimasak hingga matang. Saat proses pengasapan itu, Ratmi membutuhkan waktu sekitar lima jam untuk memanggang. Aktivitas itu ia lakukan sendiri dari pukul 12.00-17.00 WIB.
“Ya saya sendiri, kadang dibantu bapak. Tapi suami saya kan lagi kerja. Setiap harinya seperti ini,” ujarnya.
Baca Juga: Mantapnya Nasi Kebuli di Kudus, Murah tapi Nggak Murahan Lho!
Menggeluti usaha lebih dari 25 tahun, Ratmi mengaku dalam sehari dapat menghasilkan 90 kilogram sampai dengan 100 kilogram ikan asap. Hasil produksinya itu, kemudian ia jual ke pasar-pasar yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, seperti Pasar Jebor, Pasar Gajah, Pasar Bintoro, dan lain-lain.
“Harga jualnya per potong Rp6 ribu, ada yang Rp5 ribu itu yang besar-besar. Ada juga Rp2 ribu sampai Rp2.500 itu yang ikan kecil-kecil, tergantung ukuran,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada