BETANEWS.ID, PATI – Sejumlah orang yang terbagi dalam regu berlari ke arah tenda setelah alarm peringatan bencana berbunyi. Mereka berkumpul dan bergerak mengambil papan petunjuk jalan yang bertuliskan ‘jalur evakuasi’ ke beberapa sudut.
Setelah papan petunjuk jalan terpasang, regu memecah diri. Di antara mereka tetap bersiaga di tenda. Setengah lagi mengendari sepeda motor menuju sebuah bangunan tempat lansia, anak-anak sekolah hingga ibu rumah tangga berkumpul.
Baca Juga: Pati Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan
Mereka yang berada di bangunan tersebut adalah korban yang terjebak bencana banjir. Dengan menggunakan kursi roda, mobil bencana, sampan kecil hingga gerobak dorong, korban kemudian dievakuasi menuju ke tenda.
Situasi itu tergambar dalam simulasi kesiapsiagaan bencana tersebut tersaji dalam pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSP) di Desa Ngastorejo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Selasa (17/10/2023).
Kegiatan itu bertujuan melatih warga untuk melakukan tindakan cepat ketika bencana datang.
“Kebetulan Desa Ngastorejo ini setiap tahunnya menghadapi banjir. Makanya kami berikan sosialisasi kepada warga untuk mengantisipasi ketika banjir terjadi,” ujar Gatut Rudi Ruliyanto, Sub Koordinator Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kegiatan itu, pihaknya juga memperkenalkan warga terhadap lumbung sosial di dalam bencana.
Gatut menyebut, dengan adanya lumbung sosial, kebutuhan saat bencana datang dapat terpenuhi. Mulai dari obat-obatan, tempat berlindung sementara, persediaan makanan hingga peralatan dapur bisa digunakan saat bencana tiba.
“Manakala lumbung sosial mulai menipis, pemerintah desa bisa mengajukan ke kabupaten, setelah menipis nanti ke pihak provinsi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Tugas Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetya menyebut, Desa Ngastorejo menjadi salah satu desa terdampak banjir di Kabupaten Pati. Lokasi desa yang berada di samping aliran Sungai Silugonggo atau Juwana bahkan menjadi desa yang biasanya terendam banjir terlama.
Baca Juga: Susut hingga 70 Persen, Waduk Seloromo Dipastikan Masih Aman Sampai 1 Bulan ke Depan
“Melalui latihan ini warga desa sudah tahu harus melalukan apa dan kemana. Jangan sampai seperti tahun kemarin. Ada warga yang menunggu banjir surut dengan membuat rumah pohon,” kata Martinus.
Dirinya berharap dari 100 orang yang mendapat latihan KSP dapat menularkan ke desa tetangga. Terutama kepada desa dengan kesamaan masalah bencana seperti Desa Ngastorejo.
Editor: Haikal Rosyada