BETANEWS.ID, KUDUS – Ratusan burung merpati terlihat memenuhi area Taman 1000 Merpati di Gang Nanas, Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Setiap ada yang memberi makan, burung-burung itu langsung sigap mengerubuti makanan itu.
Di antara para pengunjung itu, tampak seorang pria yang seperti sedang menjelaskan sesuatu kepada anak-anak. Dia adalah Faiq, pemilik Taman 1000 Merpati.
Faiq menjelaskan, Taman Merpati ini dibuat karena terinspirasi dari Timur Tengah dengan tujuan utamanya wisata edukasi pengenalan unggas untuk anak-anak tingkat PAUD sampai SD.
Baca juga: Taman Krida Tetap Jadi Primadona Warga Kudus untuk Menikmati Liburan Bersama Keluarga
“Sebenernya dulunya ini saya buat untuk program outing santri-santri Anak berkebutuhan Khusus saya, tetapi banyak warga yang minat. Jadi saya buka untuk umum menjadi taman wisata edukasi,” ujar pria yangjuga pengasuh Ponpes ABK Al-Achsaniyyah itu.
Taman Merpati ini menempati lahan 7.500 meter milik desa dengan sistem sewa. Jenis-jenis merpati dan ayamnya pun banyak yaitu ayam brahma, ayam pisen, ayam silki, ayam mutiara dan ayam srama. Sedangkan merpatinya, merpati king, merpati kipas, merpati gondor dan merpati pos. Taman ini juga sudah mendapatkan lisensi atau sertifikat taman wisata musim dari Malaysia.
“Ke depannya kalau sudah direkomendasi Dinas Pariwisata dan Dinas Perternakan, insyaAllah akan ditambah binatang lain. Tapi inti utamanya merpati dan ayam,” beber Faiq.
Baca juga: BUMDes Rejosari Kudus Kembangkan Agrowisata Melon Hidroponik
Untuk masuk tempat tersebut, Faiq membanderol tiket masuk normal sebesar Rp15 ribu per orang. Pembeli juga dapat membeli jagung Rp5 ribu per bungkus untuk memberi makan hewan.
“Karena masih proses perbaikan, saya belum grand opening, jadi tiket (saat ini masih) Rp25 ribu untuk kunjungan sekolah, biar nanti yang Rp8 ribu saya kontribusikan ke BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) agar sama-sama dapat incomenya. Tetapi untuk biaya pembangunan dari saya sendiri,” katanya.
Penulis: Nurul Azmi Bisyafa’atil Izza, Mahasiswa PPL IAIN Kudus
Editor: Ahmad Muhlisin
