BETANEWS.ID, DEMAK – Sumber air Dukuh Lapat, Desa Ruwit, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, menjadi asin saat musim kemarau. Sejumlah warga mulai mendapatkan bantuan dropping air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak.
Kepala Desa Ruwit, Mashudi, mengatakan terdapat sekitar 3.600 jiwa atau 560 kepala keluarga terdampak kekeringan. Mayoritas warga mengandalkan sungai bajang ruwih, namun saat kemarau air berubah menjadi asin dan tidak dapat digunakan.
Baca Juga: Harga Belum Ditetapkan, Pembebasan Lahan Warga Bedono Demak untuk Tol Tetap Dilakukan
“Kendala ini mempersulit warga mendapatkan air tawar, satu-satunya didapatkan dari sungai ini tapi sudah terdampak rob air asin, sehingga meminta bantuan dropping air,” katanya, Selasa (22/8/2023).
Saat ini, warga mendapatkan bantuan dropping air dari BPBD Demak sebanyak sembilan tangki, untuk kebutuhan air minum dan masak. Sebelum itu, masyarakat membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari.
“Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat itu membeli. Setiap jerigen itu Rp3-4 ribu melalui agen-agen penyalur tangki dari Ungaran,” ujarnya.
Kekeringan terparah yang dirasakan masyarakat Dukuh Lapat membuat warga berebut air bersih BPBD Demak. Salah satunya Masruroh (40), ia mengaku situasi terjadi sejak bulan Juni.
“Tadi ikut berebut air karena ada bantuan dropping. Kemarin sore ada di sebelah timur desa,” terangnya.
Baca Juga: Pompa Air Tenaga Surya, Jalan Warga Timbulsloko Demak Dapatkan Air Bersih
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih, ia terpaksa membeli air isi ulang setiap harinya. Per jerigen ia bisa menghabiskan sepuluh liter air.
“Kalau beli itu per jerigen Rp4500. Untuk masak dan mandi, habis terus beli lagi gitu terus,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada