BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa piala tampak terjajar di teras rumah produksi Karya Usaha H Parwinto di Desa Demaan, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Dis ana, seorang pria tampak sedang merapikan piala-piala yang dipesan oleh para pembeli. Ia adalah Risal, generasi ketiga pengrajin piala di keluarga Parwinto.
Di sela-sela kegiatannya, Ia bersedia berbagi cerita tentang usaha pembuatan trofi yang sudah berjalan dari 1970an itu. Ia menjelaskan, pesanan pembuatan trofi dan perlengkapan acara-acara menuju perayaan HUT RI meningkat berkali-kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Dibandingkan tahun kemarin pasti lebih banyak sekarang, karena kemarin sempat ada Covid-19 jadi acara-acara terbatas sehingga pesanan juga menurun drastis,” ujar laki-laki berusia 25 tahun itu, Kamis (10/08/2023).
Baca juga: Piala dan Plakat di Toko Gemilang 99 Dikenal Termurah di Kudus
Menurutnya, tempat usaha yang dirintis kakeknya itu sudah jadi langganan banyak orang untuk mencari pernak-pernik Agustusan, mulai dari piala, samir, perlengkapan Paskibra. Sedangkan untuk keperluan lain seperti perlengkapan pramuka, wisuda, dan pin juga masih punya banyak peminat.
“Saat menuju perayaan 17 Agustus, pesanannya lebih banyak memang piala dan lencana,” jelas dia.
Untuk harga, kata Risal, berbeda-beda sesuai dengan budget yang dimiliki oleh pelanggan, yaitu mulai Rp60 ribu untuk piala dan samir Rp11 ribu. Selain jual langsung di rumah, pihaknya juga jualan di toko online sepertiTokopedia, Shopee, dan Facebook.
Baca juga: Piala Kayu Karya Warga Undaan Lor Ini Pemasarannya Sudah ke Seluruh Pulau di Indonesia
“Untuk harga kami menyesuaikan dengan budget pelanggan, sedangkan untuk pemasaran sudah diberbagai market place,” jelas Risal.
Salah satu pelanggan, Santoso, mengaku sudah berlanggan di tempat tersebut sejak 2005. Menurutnya berbagai keperluan 17an di tempat tersebut kualitasnya bagus dan harganya terjangkau.
“Saya langganan di sini sudah sejak 2005, untuk macam-macam acara. Memilih pesan di sini karena kualitasnya yang bagus dengan harga yang terjangkau,” jelas pria asal Gabus, Pati itu.
Editor: Ahmad Muhlisin
