BETANEWS.ID, DEMAK – Kerusakan hutan mangrove di pesisir Kabupaten Demak berimbas pada penurunan kunjungan wisatawan. Padahal, mangrove pernah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke Kota Wali itu.
Diketahui panjang pantai pesisir Demak tahun 2020 tercatat 89,43 kilometer, dengansebaran mangrove sebanyak 1.391,40 hektare. Sedangkan wilayah yang terkena abrasi sebanyak 1.473 hektare.
Baca Juga: 115 Warga Dapat Bantuan Bedah Rumah Sebesar Rp15 Juta dari Pemkab Demak
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Demak, Ardhito Prabowo, mengatakan pesisir Demak punya empat desa yang memiliki daya tarik wisata mangrove, diantaranya Desa Tambakbulusan Kecamatan Karangtengah, Desa Bedono Kecamatan Sayung, Desa Morodemak Kecamatan Bonang, dan Desa Kedungmutih Kecamatan Wedung.
Akan tetapi karena kurang kesadaran lingkungan dan pemeliharaan mangrove oleh masyarakat, destinasi wisata tersebut menjadi kurang diminati.
“Contohnya wisata mangrove di Sibat Wedung, dulunya terkenal tapi setelah beberapa saat saya mengunjungi ke sana sudah sepi, karena mangrove kurang perawatan,” katanya, Selasa (15/8/2023).
Tidak hanya itu, pihaknya juga menyayangkan kurangnya koordinasi Pemerintah Desa dengan Pemerintah Kabupaten, sehingga berimbas pada destinasi wisata mangrove yang kurang tertata.
“Kuncinya itu harus ikut cawe-cawe, dengan seluruh perangkat yang ada kalau perlu melayangkan surat ke Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas Pariwisata,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Demak Kukuhkan Anggota Paskibraka
Adapun kerjasama yang dimaksud, lanjut Ardhito berupa pemberian bantuan sarana-prasarana, hingga pelatihan sumber daya manusia yang memadai.
“Kita akan bantu seperti pemberian gazebo, jalan, atau fasilitas yang lain dengan itu penarikan retribusi parkir bisa diberikan kepada pemerintah daerah, ” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada