BETANEWS.ID, DEMAK – Sepanjang 2023, sebanyak 2.121,60 dari 5,307,82 hektare atau 74,91 persen tambak di Kabupaten Demak terkena rob. Akibatnya, total kerugian yang harus ditanggung petambak mencapai Rp14,2 miliar.
Kepala Bidang (Kabid) Budidaya Ikan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Demak, Siti Sunarti, mengatakan, wilayah terparah terkena rob berada di Kecamatan Sayung yang merusak 1.164,86 hektare.
Baca juga: Dukuh Bedono, Perkampungan Terakhir yang Bertahan dari “Amukan” Rob di Sayung Demak
“Untuk tambak yang tersisa di Kabupaten Demak ini ada di empat kecamatan. Kecamatan Bonang sebesar 1.274,5 hektare, Wedung 2.269,96 hektare, Karangtengah 563,80 hektare, dan Sayung 1.199,56 hektare,” sebutnya saat ditemui di kantor DKP Demak, Rabu (16/8/2023).
Di wilayah itu, kata Siti, petambak rata-rata membudidayakan bandeng, udang, kerang, dan lele. Rinciannya, tambak bandeng yang terdampak ada 1.407,72 hektare dengan total kerugian Rp9,8 miliar, udang sebesar 636,29 hektare dengan total kerugian Rp3,1 miliar, kerang sebesar 77,60 hektare dengan total kerugian Rp1,1 miliar, dan lele sebesar 0,34 persen dengan total kerugian Rp9,8 juta.
Sayangnya dengan banyaknya kerugian itu, Pemerintah Kabupaten (pemkab) belum mampu mengatasi permasalahan rob di wilayah pesisir Demak. Satu-satunya upaya yang baru bisa pihaknya lakukan adalah memberikan bibit ikan.
“Dalam menanggulangi rob dan banjir kita sudah memberikan bantuan dari APBD berupa bibit yang akan ditanam yaitu bandeng dan udang, ada juga lele,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin