BETANEWS.ID, JEPARA – Harga daging ayam di Jepara sudah satu minggu ini mengalamai kenaikan. Menurut salah satu pedagang Pasar Ratu Jepara, Denok Ernawati (35), kenaikan harga tersebut memang tidak terlalu signifikan, yakni berkisar Rp2-5 ribu per kilogram.
“Naiknya nggak terlalu banyak. Ayam potong yang tadinya Rp38 ribu per kilogram, naik jadi Rp40 ribu. Ayam pejantan dari Rp75 per kilogram naik jadi Rp80 ribu, ayam pedaging sebelumnya Rp50 per kilogram, sekarang Rp55 ribu,” rincinya saat ditemui, Selasa (27/6/2.23).
Sedangkan untuk komoditas ayam kampung menurut Denok harganya tidak mengalami kenaikan, yaitu di kisaran Rp90 ribu per kilogram.
Baca juga: UMKM Jadi Andalan Jepara Naikkan Perekonomian Daerah
Selain menjelang momen perayaan Hari Raya Iduladha, kenaikan harga daging ayam menurut Denok juga dipengaruhi dari tingginya permintaan untuk kebutuhan hajatan menjelang berangkatnya jemaah calon haji ke tanah suci serta banyaknya masyarakat yang mengadakan pernikahan.
“Tiap tahun, menjelang lebaran naik terus kalau daging ayam. Apalagi ini bareng sama ibadah haji, orang nikah, jadi harganya naik terus.Tapi Alhamdulillahnya pembeli nggak ada protes, udah paham soalnya. Dan kalau momen kayak gini permintaan juga malah tinggi,” ujarnya.
Di saat harga daging ayam mengalami kenaikan, Denok justru mengatakan bahwa jumlah penjulannya juga ikut naik sekitar dua sampai tiga kali lipat dari hari biasanya.
“Harga naik kayak gini jumlah pembelinya ya naik juga Alhamdulillah, berkisar 1.000 kilogram per hari, bisa habis sekarang,” ungkapnya.
Baca juga: Hasil Panen Turun Karena Kekeringan, Petani di Jepara Pasrah
Harga daging ayam sendiri menurut Denok memang mudah terjadi kenaikan, terutama pada saat naiknya jumlah permintaan. Sebab ketika permintaan turun, menurutnya harga daging ayam juga akan anjlok dengan sendirinya.
“Kalau ayam naiknya memang gampang, soalnya kalau barang nggak laku kan harganya otomatis juga akan turun. Beda sama daging sapi yang, misalnya pedagang nakal itu kan, sapinya udah mau sakit pasti langsung disembelih, pembeli kan nggak tahu itu daging seger atau nggak kan nggak terlalu kelihatan, tapi harga yang dijual di pasar kan tetep sama. Nggak naik ya nggak turun, tapi untungnya dia kan tetap besar, beda sama ayam,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin