BETANEWS.ID, KUDUS – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus mengajak peserta Kudus On The Spot Famtrip 2023 mengunjungi Museum Kretek, Jumat (17/3/2023). Para peserta diedukasi terkait perjalanan rokok kretek yang awalnya hanya usaha rumahan hingga jadi industri yang maju dan pesat hingga saat ini.
Puluhan peserta yang terdiri dari bloger dan vloger di penjuru Indonesia, Genpi Jateng, mahasiswa, pelajar, Paguduwiku, conten creator, hingga saka pariwisata tersebut tampak antusias dan terkagum mendengar penjelasan guide.
Mereka dijelaskan sejarah Kudus mendapat julukan Rokok Kretek, lantaran jadi asal usul rokok kretek di Indonesia. Saat dikenalkan pada Nitisemito, mereka takjub pada cara promosinya di masa penjajahan Belanda yang sangat visioner.
Baca juga: Tahun Depan Museum Kretek dan Patiayam Dapat DAK Rp1,5 Miliar, Akan Digunakan untuk Ini
Di tangan Nitisemito lah rokok kretek berkembang jadi industri dan kemudian orang-orang menjulukinya Raja Kretek.
Salah satu pengunjung yang terkagum itu adalah Lisa Moningka (40). Warga Jakarta tersebut heran dengan cara promosi rokok kretek di zaman Belanda yang sudah visioner dan masih digunakan hingga saat ini. Di antaranya, penyebaran pamflet, doorprize sepeda zaman dulu yang pada saat itu sepeda tentunya barang yang sangat mewah.
“Ini pengalaman pertama saya masuk Museum Kretek. Menurut saya sangat bagus, terutama cara pengusaha rokok kretek pada zaman dulu mempromosikan produknya, amazing sekali,” ujar Lisa.
Selain itu, ia juga kagum dengan perusahaan rokok kretek milik Nitisemito yang pembukuan keuangannya sangat rapi. Menurutnya, pembukuan rokok yang jaya pada masa kolonial Belanda tersebut sudah sangat rapi dan disimpan di Negara Belanda.
Selama di Museum Kretek, Lisa dan peserta lain diajak melihat semua koleksi, antara lain, ruangan Nitisemito, diorama pengolahan bahan rokok kretek masa dulu yang masih menggunakan pembungkus klobot (bungkus jagung), melihat jenis-jenis tembakau rokok Djarum.
Baca juga: Museum Kretek Disebut Bisa Jadi Obyek Pemajuan Kebudayaan di Kudus
Selain itu, ia juga melihat foto para tokoh pengusaha rokok kretek di Kudus dari masa ke masa, dari Nitisemito, Mc Wartono, hingga Oei Wie Gwan. Mereka juga diajak melihat aneka merchandise sebagai alat promosi. Serta produk-produk rokok kretek yang ada di Kudus dari dulu hingga sekarang dari yang masih diproduksi maupun yang tak lagi diproduksi.
Untuk diketahui, Kudus on teh Spot Fumtrip 2023 merupakan program dari Disbudpar untuk memperkenalkan pariwisata Kabupaten Kudus. Selain ke Museum Kretek, para peserta juga diajak mengunjungi Museum Jenang, Pijar Park, dan Desa Wisata Japan.
Di desa lereng Gunung Muria tersebut, peserta diajak keliling kebun kopi, kebun jeruk pamelo dan belajar roasting kopi tradisional dan membatik. Selain itu, peserta juga diajak menikmati kuliner dan menyaksikan produk unggulan di desa tersebut.
Editor: Ahmad Muhlisin