BETANEWS.ID, SOLO – Warga Karanganyar berhasil menciptakan kompor ventury dengan harga jual lebih ekonomis. Kompor untuk usaha kuliner skala menengah ke atas itu memang jadi bagian penting, tapi sayangnya harganya di pasaran cukup tinggi sampai Rp7-8 juta.
Di tangan Supriyanto lah, alat masak bernama lain kompor wok itu bisa didapatkan dengan harga separuhnya yaitu hanya Rp3,5 juta saja.

“Jadi untuk masak Chinese food kan biasanya harus kuat nyala apinya. Kalau kompor yang asli itu cara mendapatkan api yang kuat itu pakai blower. Nah saya inovasi saya tanpa blower dan bisa menghasilkan nyala sekuat yang pakai blower,” ujarnya ketika ditemui di Solo Technkpark, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: SPBG Penggaron Layani Pembelian Gaslink yang Harganya Separuh Lebih Murah dari Elpiji
Supriyanto mendapat insporasi membuat kompor wok dari kabulator. Kemudian, ia modifikasi sedemikian rupa sehingga mendapatkan kompor dengan nyala api yang cukup besar.
“Semua bahan yang saya gunakan lokal, besi, aluminium, stainless, dan baja. Jadi ada sistem Venturi, saya inspirasinya dari karbulator, terus saya modifikasi jadi bisa menghasilkan angin yang kuat dari bawah terus kebakar di atas,” katanya.
Ia mengaku sudah memproduksi kompor ventry tersebut sejak lima tahun lalu. Dalam pengerjaannya, ia menggunakan sistem layaknya pada konveksi yang kemudian ia rakit sendiri.
“Saya sudah 5 tahun, sudah bayak kekirim karena saya lewat Facebook. Ya ngirim hampir ke seluruh Indonesia,” ujarnya.
Meksi sudah sukses memasarkannya ke seluruh penjuru nusantara, tapi ia mengaku mengalami kendala dalam marketing dan juga manajemen produksi.
Baca juga: Pemprov Jateng Dirikan Digester Biogas di 270 Desa, Masak Kini Lebih Irit
Berbagai perlombaan temuan juga pernah ia ikuti, salah satunya ia menjadi juara dua di tingkat Kabupaten Karanganyar. Selain itu, salah satunya ia juga mengikuti perlombaan Krenova se-Subosukowonosraten 2022 Kategori Masyarakat Umum di Solo Technopark.
“Sebenarnya ya saya harap itu yang datang para calon investor. Yang sebenarnya ini sangat bagus prospeknya untuk perekonomian, karena memang penemuannya sederhana tapi karena memang marketnya ada. Jadi marketnya memang khusus tapi sudah ada. Kalau bisa saya kembangkan bisa banyak menciptakan lapangan kerja tapi ya itu tadi,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin