BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa pengunjung terlihat menikmati karya kaligrafi yang dipajang di Galeri Kaligrafi Indonesia Al-Quds. Galeri yang berada di Museum Jenang Kudus itu baru saja diresmikan pada Hari Santri Nasional, Sabtu (22/10/2022). Galeri tersebut menampilkan 25 kaligrafi karya enam seniman asal Kudus yang memiliki segudang prestasi baik nasional hingga ASEAN.
Salah satu seniman kaligrafi, Muhammad Assiry mengatakan, ada lima karya kaligrafi miliknya yang ditampilkan di galeri tersebut, yaitu Mushaf Akbar, Kaligrafi 3D berjudul Al-Ittihad, kaligrafi Gus Baha, Kaligrafi Hubul Wathon Minal Iman, dan Kaligrafi Cinta kepada Rasullullah.
Assiry menambahkan, Kaligrafi 3D dengan judul Al-Ittihad berkonsep sederhana yaitu persatuan Tuhan dengan hambanya dalam kesucian atau sufi. Kaligrafi ini menampilkan huruf-hurif yang saling berkisambungan dengan gaya tsuluts dan diwani.
Baca juga: Kaligrafi Karya Seniman Kudus yang Mendunia Isi Galeri Kaligrafi Indonesia Al-Quds di Museum Jenang
“Konsep membuat kaligrafi tiga dimensi ini sebenernya sederhana. Huruf yang kita tampilkan juga huruf yang berkisambungan atau sealur, yaitu gaya tsuluts dan diwani yang modelnya lentur. Artinya persatuan dan kesatuan ini perlu keluwesan, saling membuang ego,” jelasnya.
Menurutnya, proses pembuatan karya 3D pertama di Indonesia ini membutuhkan waktu selama satu bulan setengah. Dimulai dengan gambar manual, membuat mal, lalu dipotong dengan mesin dan digabungkan atau ditumpuk menjadi karya yang indah berjudul Al-Ittihad tersebut.
Baca juga: Museum Jenang Kini Punya Galery Kaligrafi Karya Seniman Kudus yang Mendunia
Direktur Mubarokfood Muhammad Hilmy menambahkan, adanya Galeri Kaligrafi Indonesia Al-Quds sebagai komitmennya dalam memberikan ruang bagi seniman kaligrafi untuk mengenalkan karyanya. Oleh karenanya, karya Kaligrafi dari keenam seniman asal Kudus itu dicantumkan pula nomor dari senimannya apabila ada yang tertarik ingin membeli.
“Kami berkomitmen, yang penting kami memberikan ruang untuk memanjakan seniman untuk berkarya lebih ekspresif dan maju lagi. Karya yang dipamerkan itu dijual atau tidak tergantung senimannya, karenya kita beri juga contact person kalau mau membeli langsung kepada senimannya,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin