BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa hari terakhir gas elpiji 3 kilogram di Kudus langka. Warga pun kesulitan mendapatkan gas melon tersebut. Saking susahnya, bahkan beberapa kali pangkalan elpiji digeruduk warga untuk mendapatkan gas bersubsidi tersebut.
Hal itu diungkap oleh pemilik pangkalan elpiji di Kelurahan Mlati Kidul, Syamsul Falak Noor. Dia mengatakan, sudah tiga hari ini ada beberapa warga yang datang mencari elpiji 3 kilogram. Namun, karena elpiji 3 kilogram yang dijualnya itu sudah milik pelanggan, sehingga warga tersebut harus pulang dengan tangan hampa.
“Setiap hari saya mendapatkan distribusi elpiji tiga kilogram dari agen sebanyak 60 hingga 80 tabung. Dan semuanya sudah ada pelanggan semua. Jadi, saat ada pelanggan baru, harus ada sisa. Jika tidak, ya saya tidak bisa melayaninya,” ujar Syamsul kepada Betanews.id, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: LPG 3 Kg di Kudus Langka, Ini Kata Pertamina
Setiap hari, ia mengaku mendapatkan distribusi LPG tiga kilogram sebanyak 60 hingga 80 tabung. Menurutnya, hingga saat ini tidak ada pengurangan maupun tambahan kuota elpiji tiga kilogram dari pihak agen.
“Kuota elpiji tiga kilogram yang dikirim ke pangkalan masih tetap. Tak ada pengurangan maupun penambahan,” tandasnya.
Ia pun mengira, langkanya gas melon di Kudus dikarenakan harga gas nonsubsidi mengalami kenaikan beberapa pekan lalu. Sehingga, banyak warga yang tadinya menggunakan gas nonsubsidi memilih beralih ke gas bersubsidi.
“Lihatlah, ini puluhan tabung elpiji tiga kilogram sudah kosong semua. Sedangkan elpiji yang non subsidi masih banyak stoknya,” ungkapnya.
Dia menuturkan, dulu harga elpiji 12 kilogram harganya Rp 185 ribu, sekarang naik jadi Rp 210 ribu. Sedangkan LPG 5,5 kilogram yang sebelumnya harganya Rp 85 ribu naik jadi Rp 110 ribu.
Dengan kenaikan harga tersebut, menurutnya, banyak warga di Kudus yang kemudian beralih ke elpiji tiga kilogram yang harga di pangkalan cuma Rp 17 ribu dan harga ecernya Rp 20 ribu.
“Setahu saya belum ada kenaikan harga. Jika ada warga yang membeli elpiji tiga kilogram dengan harga Rp 25 ribu, mungkin karena langka,” jelasnya.
Dia pun berharap, untuk mengatasi kelangkaan, alangkah baiknya pihak Pertamina menambah kuota distribusi elpiji tiga kilogram untuk Kudus. Jika tidak, atau subsidinya dicabut saja, toh selama ini banyak warga mampu yang justru ikut memakai gas elpiji tiga kilogram.
“Jika tidak ditambah kuota, bisa juga dicabut saja subsidi untuk elpiji tiga kilogram. Sebab selama ini banyak juga warga mampu ikut memakai gas bersubsidi,” ujarnya.
Baca juga: Gas Melon Mulai Langka, Warga: ‘Harganya Naik Sedikit Nggak Apa-apa, Tapi Barangnya Ada’
Terpisah, Area Manager Communication, Relations dan CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan, tidak ada pengurangan distribusi LPG 3 kilogram ke Kudus. Bahkan di Bulan September ini kuota pengirimannya meningkat, per harinya.
“Di Bulan Juli dan Agustus 2022, penyaluran LPG 3 Kilogram ke Kudus itu 30.622 tabung per hari. Di Bulan September penyalurannya mengalami peningkatan menjadi 31.182 tabung per harinya,” ujar pria yang akrab disapa Brasto kepada Betanews, melalui aplikasi pengirim pesan.
Editor: Kholistiono