BETANEWS.ID, SEMARANG – Wacana penghapusan non-ASN yang akan dilakukan pada tahun 2023 mendatang, membuat tenaga non-ASN menjadi resah, karena hal tersebut bisa membuat mereka kehilangan pekerjaannya.
Menangapi wacana tersebut, Kepalas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Kota Semarang Sutrisno mengatakan, menurutnya pegawai non-ASN jangan diam saja menunggu keputusan.
Katanya, mereka harus mempersiapkan perencanaan, seperti mencari pekerjaan yang lain, mengikuti pelatihan kerja di BLK untuk membangun usaha baru agar bisa membentuk UMKM.
Baca juga: Sikapi SE Menpan-RB, Ketua Forum Non-ASN Jateng : ‘Outsorcing Bukan Langkah yang Bijak’
“Kalau cara kita untuk mengantisipasi ledakan pengangguran ya memberikan pelatihan, tinggal pegawai non-ASNnya bagaimana. Kalau saran saya, untuk non-ASN harus mengambil sikap ya sekarang ini. Jangan menunggu-nunggu, “ katanya.
Sutrisno memberikan saran tersebut, karena pihaknya menyebut, pengangkatan status kepegawaian PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) tidak ada kepastian.
“Kalau non-ASN dihilangkan, kan adanya PPPK tapi itu kan tidak semuanya. Sehingga, langkah untuk mengakomodir non-ASN kalau dari Disnaker ya menyediakan pelatihan untuk membangun usaha sebagai bekal mereka,” ujarnya.
“Kita memberikan kesempatan siapapun, antara lain non-ASN, kalau memang mencari alternatif setelah nanti di tahun depan kebijakan pemerintah tidak bisa diperpanjang, ini salah satu alternatifnya. Sembari menunggu apakah PPPK bisa diangkat semuanya atau tidak, karena kan tergantung anggaran pemerintah yang menentukan,” tambahnya.
Baca juga: Dukung Pemkot Semarang Wajibkan ASN Naik Transportasi Umum, Gojek Beri Diskon 90%
Di sisi lain, ia menyebut, jumlah pengangguran di Semarang pada tahun 2021 berdasarkan data BPS di Semarang, ada 98.000 orang. Kemudian, Kota Semarang ditarget setiap tahunnya mengurangi angka pengangguran sebanyak 0,01 persen.
“Di Semarang sendiri angka penganguran di tahun 2021 ada 9.800 dan kita punya target untuk mengurangi 0,01 persen. Jadi kita terlampaui untuk itu, walaupun angka PHK setiap hari masih ada, terutama untuk mereka para pekerja kontrak yang berhubungan dengan ahli teknologi. Karena sekarang sudah banyak yang menggunakan teknologi,” tutupnya.
Editor: Kholistiono