31 C
Kudus
Senin, Januari 20, 2025

Di Hadapan IDI Kudus, Hartopo Sebut Banyak Orang Pinggiran yang Tak Tersentuh Program Stunting

BETANEWS.ID, KUDUS – Masyarakat Kudus masih ada yang kurang mendapatakan pelayanan kesehatan optimal. Terutama bagi mereka yang berada di ujung pelosok desa. Bahkan ada warga Kudus yang tak mengenal yang namanya imunisasi.

Hal itu dikeluhkan oleh Bupati Kudus Hartopo di hadapan seratusan dokter dalam acara Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting (GOTAAS). Bupati mengaku sering blusukan ke pelosok desa menggunakan sepeda. Pernah ia di desa pelosok berjumpa seorang ibu, yang tak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

“Bahkan saat saya tanya tentang imunisasi, ibu tersebut malah bertanya balik, imunisasi itu apa?. Saya lalu mejelaskan bahwa imunisasi itu yang melindungi anak ibu dari penyakit,”ujar Hartopo menceritakan pengalamannya saat ketemu warganya di pelosok desa.

-Advertisement-
Hartopo, Bupati Kudus. Foto: Rabu Sipan.

Baca juga: Hanya Ada Satu Calon, Pemilihan Ketua IDI Kudus Akan Digelar Hari Ini

Menurutnya, kasus warganya yang kurang mendapatkan pelayaan kesehatan secara optimal itu cukup banyak di Kudus. Oleh sebab itu, ia pun meminta untuk tenaga kesehatan termasuk dokter untuk turun ke pelosok desa dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Jika seorang ibu tak mengenal imunisasi, mereka juga pasti tak paham akan nilai gizi yang berpengaruh pada pertumbuhan anaknya. Sehingga, dampaknya bayi yang kekurangan gizi akan mengalami stunting.

“Padahal saat ini, penurunan angka stunting masih menjadi prioritas program Pemkab Kudus,” tandasnya.

Upaya percepatan penurunan stunting, Pemkab Kudus juga melibatkan organisasi profesi, khususnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kudus. Bentuk sinergi tersebut melahirkan Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting (GOTAAS).

Dalam pencanangan yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan, Hartopo meminta harus ada komitmen untuk gerakan tersebut. Dirinya juga akan memantau perkembangan setiap bulan setelah pencanangan.

“Jelas apresiasi ada narasi IDI menjadi orang tua asuh. Tentunya harus ditindaklanjuti dengan baik, dan saya harus tahu perkembangannya. Makanya saya minta ada laporan per-minggu dan per-bulan menghadap, supaya ini tidak menjadi seremonial saja,” tuturnya.

Terkait jumlah angka stunting di Kudus, Hartopo mengungkapkan kasus yang terus menurun dan jauh di bawah nasional. Di Kudus tercatat 2.463 kasus atau 4,2 persen, sedangkan persentase stunting nasional masih di atas 30 persen. Dari angka tersebut, untuk total anak stunting 6 bulan sampai 2 tahun ada 746 dan yang terverifikasi dalam pemantauan IDI Cabang Kudus ada 114.

“114 ini yang terpantau oleh IDI, yang lainnya (dipantau) dari Puskesmas dan CSR, dan saya ingatkan banyak orang-orang pinggiran yang tidak tersentuh baik imunisasi dan verifikasi stunting, harapan kami bisa tersentuh,” pesannya.

Ketua IDI Cabang Kudus Ahmad Syaifuddin menyebut, GOTAAS merupakan kolaborasi IDI dalam kontribusi mendukung program pemerintah. Pasalnya, IDI memang terbentuk bukan hanya sebagai wadah profesi dokter, namun sebagai organisasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Maka dari itu, dalam peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia, dilaksanakan pencanangan dan seminar sebagai edukasi pencegahan dan penanganan stunting.

Baca juga: Ini Penjelasan IDI Kudus Tentang Cara Pemakaian Masker Rangkap yang Tepat

“Bersama-sama ingin kolaborasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kudus. Semoga berkontribusi atau sumbangsih dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting, untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan secara simbolis berupa susu formula dan pemberian makanan tambahan kepada balita stunting. Salah satu orang tua penerima, Khoirul Umam (24) menyampaikan rasa syukurnya dan terima kasih kepada pemkab dan IDI Cabang Kudus. Ia yang terlihat menggendong putra pertama yang berusia 2 tahun yang dinyatakan masuk kategori stunting setelah diperiksa di puskesmas.

“Alhamdulillah bisa terbantu, tahu stunting pas periksa di puskesmas beratnya 10 KG yang harusnya lebih,” jelasnya yang merupakan warga Dersalam, Bae.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER