BETANEWS.ID, SEMARANG – Di Jalan Dr Sutomo, Kelurahan Baru Sari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, terdapat sebuah bangunan berbentuk rumah panggung. Di lihat dari depan, tempat itu terlihat unik dan seperti mengundang banyak orang untuk mengunjunginya. Tempat itu adalah Microlibrary Warak Kayu.
Perpustakaan yang diresmikan pada Agustus 2020 itu terdiri dari dua lantai dan mempunyai luas 90 meter dan tinggi 6,65 meter.
Pustakawan Microlibrary Warak Kayu, Ariella Novianty Tangguh mengatakan, perpustakaan ini mempunyai konsep seperti perpustakaan mobil pintar tetapi dengan bangunan tetap seperti rumah.
Baca juga: Microlibrary Warak Kayu, Perpustakaan Unik dari Limbah Kayu yang Pernah Sabet Dua Penghargaan
“Lantai satu memiliki konsep semi outdoor dengan bentuk undaan kayu dan ayunan. Kemudian untuk lantai dua tempat untuk menyimpan buku dan ada juga beberapa meja kursi dan spot jaring-jaring untuk tempat membaca,” ujarnya.
“Karena selama ini minat literasi anak sangat rendah, jadi kita buat spot menarik seperti ayunan dan spot jaring-jaring agar menjadi daya tari mereka untuk membaca di sini,” tambahnya.
Menurutnya, Microlibrary Warak Kayu mempunyai koleksi sekitar 2.000 buku seperti novel, sastra atau fiksi, buku wawasan populer, dan penunjang pelajaran. Buku-buku itu bisa dibaca setiap Senin-Sabtu, mulai pukul 8.30 sampai 15.30 WIB. Sedangkan pada pukul 12.00 WIB, terdapat jeda istirahat selama satu jam.
“Sementara pengunjung hanya bisa membaca saja. Belum bisa meminjam untuk dibawa pulang,” ujarnya.
Baca juga: Jamin Kemudahan Akses ke Barbagai Bidang, Ganjar Godok Raperda Disabilitas
Karena hampir 90 persen terbuat dari kayu, kata Ella, setiap pengunjung yang datang diwajibkan untuk memakai kaus kaki agar kayu tetap awet.
“Kaki itu kan mengeluarkan keringat, nah jadi kita mewajibkan pengunjung untuk menggunakan kaus kaki agar kayu yang kita gunakan awet,” jelasnya.
“Kita sudah memberikan informasi tersebut di media sosial kita, dan kalau memang tidak bawa kita menjual kaus kaki, satu pasang Rp11 ribu,” pungkas Ella.
Editor: Ahmad Muhlisin