31 C
Kudus
Sabtu, Januari 18, 2025

Pentas Musik Berswara Serukan Penolakan Pita Cukai Palsu

BETANEWS.ID, KUDUS – Sudah dua tahun lebih musisi dan kelompok seni Kudus merasa gelisah, bak mati suri terdampak pandemi Covid-19. Kegelisahan tersebut diungkapkan oleh Arfin Akhmad Maulana (27) melalui panggung Berswara yang digelar di Warung Seni Joglo Sawah, Sabtu (25/6/2022) malam.

Melalui kegiatan yang dinaungi oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) dan Bea Cukai Kudus itu, pihaknya menyosialisasikan tentang imbauan ponolakan cukai rokok palsu.

Atraksi pencak silat juga ditampilkan dalam kegiatan pentas musik Berswara dalam rangka sosialisasi Gempur Rokok Ilegal. Foto: Ist.

Baca juga: Pentas Ketoprak Jadi Cara Ampuh Pemkab Kudus Sosialisasikan Cukai Rokok

-Advertisement-

Pria yang akrab disapa Arfin itu mengungkapkan, agar pementasan terasa istimewa, dirinya bersama tim membawakan delapan lagu dengan genre yang berbeda-beda. Setidaknya ada tujuh unsur genre dalam pementasan tersebut.

“Dari ke delapan lagu, hampir semua unsur genre ada. Seperti pop, campursari ambyar, keroncong, jazz, rock n roll, folk dan alternatif. Selain itu, kami juga melibatkan salah satu perguruan pencak silat untuk ikut andil dalam kegiatan ini,” terang Warga Desa Besito, RT 02 RW 03, Gebog, Kudus itu.

Arfin memilih tema tentang imbauan pita cukai palsu, dikarenakan ia merasa masih banyak rokok dengan pita cukai palsu marak beredar. Sebagai warga Kota Kretek, dirinya beserta tim merasa tergugah untuk ikut serta menyuarakan pemberantasan cukai rokok palsu.

“Selain itu, beberapa karya kami juga memberikan gambaran dilemanya rakyat ketika di situasi terkini, hingga mengajak untuk masyarakat dan pemerintah bersatu bangkit untuk Kudus tercinta,” terang pria yang juga menjadi Ketua Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (Fasbuk) itu.

Baca juga: Bea Cukai Kudus Musnahkan Rokok Ilegal dan Pita Cukai Palsu Senilai Rp 8,5 Miliar

Arfin berharap, melalui karya-karya musik tersebut, pesan yang mereka sampaikan dapat dipahami dan didengarkan masyarakat luas. Sehingga seruan untuk masyarakat dan Pemerintah Kudus bangkit bisa terwujud.

“Dengan beberapa variasi genre musik di dalamnya, harapan kami informasi atau sosialisasi jadi lebih mudah ditangkap oleh para pendengar maupun penikmat. Sehingga pesan-pesannya lebih dekat untuk diingat karena mudah untuk didengarkan dengan pola yang diulang,” tambahnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER