BETANEWS.ID, KUDUS – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi usaha rokok kecil di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kabupaten Kudus, Kamis (9/6/2022). Saat masuk ke tempat produksi Perusahaan Rokok (PR) Rajan Nabadi, Ganjar Pranowo langsung diteriaki dua perempuan yang merupakan buruh rokok dengan ucapan ‘Selamat Datang Calon Presiden’. Ganjar pun mendekati dua buruh tersebut dan kemudian mengobrol.
Ssecara spontan, Ganjar langsung mendatangi buruh tersebut dan mengobrol sebentar. Orang nomor satu di Jateng itu juga menanyakan lama kerja jadi buruh.

“Ha, 30 tahun jadi buruh linting rokok. Lama sekali, Bu,” seloroh Ganjar kepada perempuan tersebut.
Setelah itu, Ganjar pun menyapa buruh rokok lainnya. Setelah mengecek cara pakcing rokok, dan mengobrol sama owner PR Rajan Nabadi, Ganjar pun dipanggil buruh rokok lainnya.
Baca juga: Pemkab Kudus Gelontorkan Rp45 Miliar dari DBHCHT untuk Kembangkan KIHT
Ganjar lalu mendekat. Saat sudah berada didekat buruh yang memanggilnya, buruh tersebut mengeluh harga beberapa bahan pokok naik.
“Bagaimana ini pak barang-barang kok pada naik. Ada minyak goreng, bawang, cabai semua harganya mahal, Pak,” keluh buruh tersebut yang diiyakan para temannya.
Mendengar itu, Ganjar pun menjawab, jika bawang dan cabai harganya naik, biarlah petani yang untung. Sedangkan minyak goreng mahal, Ganjar menyarankan untuk beralih ke minyak curah.
“Yang penting masih terjangkau dan kebeli. Kalian semua sehat bisa bekerja dan dapat gajian untuk berbelanja,” jawabnya.
Dihadapan awak media, Ganjar mengaku kunjungannya tersebut dalam rangka meninjau Usaha Kecil Menengah (UKM) dan memberikan bantuan mesin etiket.
“Mesin etiket ini nantinya bisa meningkatkan produksi rokok kecil agar produksinya bisa lebih cepat,” ujarnya.
Baca juga: Sukses Kembangkan Industri Rokok Kecil, KIHT Kudus Jadi Role Model Daerah Lain
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disnakerperin UKM) Kabupaten Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati mengatakan, tahun ini KIHT akan punya dua unit mesin, yakni mesin produksi rokok Sigaret Kretek Mesin dan mesin etiket untuk cetak bungkus rokok.
“Mesin untuk produksi rokok SKM nantinya anggarannya dari Bea Cukai sebesar Rp2,9 miliar. Sedangkan mesin etiket bantuan dari Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, dengar-dengar harganya Rp830 juta,” ujar Rini.
Dia pun berharap dengan adanya dua mesin tersebut pengusaha rokok kecil bisa terbantu. Produksinya bisa meningkat lebih banyak lagi.
Editor: Ahmad Muhlisin