BETANEWS.ID, KUDUS – Kurniati Setyaningsih tampak sibuk mengemas sarung instan di rumahnya, Desa Bakalankrapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Hari itu, ia terlihat sudah mengemas puluhan sarung warna-warni untuk anak-anak. Tak hanya yang tergeletak di sampingnya, sarung-sarung itu juga terlihat tertata di rak-rak yang ada di belakangnya.
Bagi Kurniati, usaha itu merupakan penyelamat keluarganya saat berada di momen-momen kesulitan mencari penghasilan layak. Makanya, ia dan suami, Muhamad Najib Hemawan, selalu berusaha memberikan kualitas terbaik pada sarung produksinya.
Kurniati menceritakan, ia merintis sarung instan Haidar itu bermodalkan nekat, karena untuk mencukupi kebutuhan ke empat anaknya.
Baca juga: Sarung Instan Anak Haidar Kebanjiran Orderan saat Ramadan
“Dulu saya lulusan perawat, pernah bekerja perawat tapi hanya tiga bulan. Kemudian saya keluar karena ingin merawat anak pertama saya,” bebernya, Kamis (14/04/22).
“Kemudian tahun 2001 saya mulai bekerja sebagai guru, sampai anak keempat. Tapi karena pendapatan guru hanya cukup untuk kebutuhan kita saja, akhirnya saya dan suami mempunyai ide untuk mencoba membuka usaha,” tambah dia.
Usaha pertama justru bukan sarung yangkini laris manis, melainkan mukena anak. Waktu itu, ia terinspirasi dari keisengan membuatkan mukena warna-warni untuk anak perempuannya. Karena terlihat bagus, akhirnya ia membuat sekaligus menjualnya.
“Produk awal mukena anak itu tahun 2010, idenya dari anak perempuan saya. Dulu itu mukena warna-warni untuk anak-anak masih jarang. Karena jarang akhirnya ya sudah saya punya ide untuk buat dan saya foto. Terus kok banyak yang suka akhirnya saya jual,” jelasnya.
Kemudian setelah satu tahun menggeluti usaha mukena, baru tahun 2011 dirinya mengeluarkan produk sarung instan dengan brand Haidar.
“Awal memproduksi sarung instan juga coba-cobanya sampai beberapa kali, pertama saya coba pakai perekat tapi tidak nyaman, kemudian pakai tali tapi untuk anak-anak masih kesusahan, terus pakai kancing, dan akhirnya sampai sekarang kita pakai karet kolor,” ujarnya.
Baca juga: Resign dari Bank, Begini Kisah Berliku Budi Rintis Usaha Sarung Batik Kudus yang Kini Laris Manis
Kini setelah 12 tahun mengembangkan usaha, sarung Haidar miliknya ini pun semakin melejit. Bahkan penjualannya sudah sampai ke seluruh indonesia.
Selain mempunyai model instan, desain sarung haidar pun ada tambahan karakter kartun yang semakin menarik anak-anak. Model kain yang di guanakan pun sangat beragam mulai kain sarung tenun songket, batik cap, dan batik printing. Kemudian untuk harganya, dia menjual mulai Rp40 ribu hingga Rp70 ribu.
“Sarung kita ukuranya beraneka ragam, mulai dari untuk baby usia 0 bulan, 2 tahun, 10 tahun, sampai dewasa ada,” tutupnya.
Editor: Ahmad Muhlisin