31 C
Kudus
Sabtu, Juli 19, 2025

Curhat Pedagang Pasar di Semarang yang Terpaksa Jual Rugi Minyak Goreng Agar Laku

BETANEWS.ID, SEMARANG – Pedagang minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Semarang mengeluhkan ketersediaan minyak goreng yang langka. Hal itu membuat mereka banyak kehilangan pelanggan.

Pedagang Pasar Bulu, Muji mengungkapkan, sejak awal Februari, dia hanya mendapatkan satu merek minyak kemasan saja, yaitu Fortune. Sementara merek-merek yang lain belum ada.

Penjual minyak goreng di Pasar Bulu Semarang. Foto: Dafi Yusuf

“Ini yang datang hanya dari minyak goreng kemasan fortune yang sudah harga subsidi. Untuk merek-merek yang lain belum datang,” jelasnya saat ditemui di kiosnya, Sabtu (5/2/2022).

-Advertisement-

Baca juga: Minyak Goreng di Pasar Legi Langka, Pedagang: ‘Antre 8 Jam Ujungnya Nggak Dapat Jatah’

Saat ini, stok minyak tesebut juga sudah habis. Dia mengaku sudah melakukan pemesanan ke agen  minyak goreng fortune dan merek lain. Namun, sampai saat ini belum ada balasan.

“Pada belum ngasih kabar. Ini yang lama (minyak goreng harga lama) juga masih ada. Ya saya tak mau rugi tetap saya jual harga Rp19 ribu,” ungkap Muji.

Dia meminta agar pemerintah segera mendistribusikan minyak subsidi kepada para pedagang yang ada di pasar. Menurutnya, sudah banyak pelanggan yang pindah memilih membeli minyak goreng di sumermarket dan minimarket yang harganya lebih murah.

“Stok-nya semoga cepet datang agar pembeli tak kabur,” pintanya.

Hal yang sama juga dirasakan Untung. Saking langkanya minyak goreng, dia terpaksa membeli dari orang lain dengan harga yang lebih mahal. Hal itu terpaksa dia lakukan lantaran keberadaan minyak gorang mulai langka.

Baca juga: Kesal Keliling Kudus Tak Dapat yang Rp14 Ribu, Warga: ‘Minyak Goreng Murah Wacana Tok’

“Saya itu beli minya Rp14.500 per liter bukan dari  agen minyak goreng. Akhirnya saya bisa menjual Rp15.500 per liternya karena sudah langka ini,” keluhnya.

Selain itu, stok minyak goreng yang lama juga terpaksa dia jual dengan harga yang murah. Dia memilih risiko itu karena takut minyak goreng yang dia jual bakal kedaluwarsa.

“Ya yang awalnya saya beli Rp20 ribu saya jual Rp14 ribu. Kadang juga ada yang saya campur. Mau gimana lagi,” tandasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER