BETANEWS.ID, SOLO – Menyusul meningkatnya jumlah kasus harian paparan Covid-19 di Kota Solo, Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) milik TNI di Benteng Vastenburg di Solo kembali diaktifkan. Meski demikian, hingga kini belum ada pasien yang menempati Rumkitlap tersebut.
“Untuk Rumkitlap yang ada di Benteng Vastenburg, kita sudah siapkan secara optimal. Untuk kapasitasnya bisa sampai 80 orang, yakni OTG dan gejala ringan. Tenaga kesehatan kita juga sudah siap, fasiltas kesehatan termasuk operasionalnya juga sudah didukung,” papar Danrem 074 Warastratama, Kolonel (Inf) Rudy Saladdin.
Baca juga : BOR RS di Solo Capai 92 Persen, Gibran Bakal Gunakan Rumah Sakit Lapangan TNI untuk Pasien Covid-19
Semenjak nihilnya pasien di Rumkitlap pada September 2021 lalu, fasilitas berupa tenda, genset, tempat tidur dan perlengkapan yang lainnya untuk perawatan tidak dibongkar. Rudy mengatakan, tenaga kesehatan yang berasal dari RS DKT Slamet Riyadi Solo pun sudah siap, jika sewaktu-waktu ada pasien yang dirujuk untuk menjalani isolasi di sana.
“Sampai sekarang ini memang masih belum ada pasien dari wilayah Surakarta yang melaksanakn isoter di situ. Namun sampai dengan saat ini koordinasi kita rencana apabila nanti di isoter di Ndalem Priyosuhartan sudah melampaui BOR maksimal, kemungkinan akan diarahkan ke Rumkitlap,” jelasnya.
Adapun pasien yang diprioritaskan di lokasi isolasi terpusat tersebut, menurut Rudy adalah pasien dengan jenis kelmain laki-laki. Karena bangunan yang digunakan berupa tenda-tenda di lapangan.
“Kondisinya juga sebenarnya layak untuk semeua tipe pasien, namun sementara ini kita gunakan untuk pasien pria. Nanti akan diatur untuk pasien wanita, mungkin di Priyosuhartan,” terangnya.
Rudy mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo juga sudah memberikan dukungan di Rumkitlap tersebut berupa operasional, logistik, air, listrik, dan beberapa lainnya.
Tenaga medis yang disiapkan di Rumkitlap, Rudy menyebut, bahwa pihkanya sudah menyiapkan minimal lima orang hingga 15 tenaga. Meski demikian, jumlah tenaga medis nantinnya akan disesuaikan dengan jumlah pasien yang menjalani isoter di rumah sakit tersebut.
“Jadi masyarakat Kota Surakarta nggak usah khawatir, kalaupun nanti ada yang OTG atau gejala ringan kalau memang harus melaksanakan isoter selain di Ndalem Priyosuhartan, juga bsia menggunakan fasilits kami yang ada di Rumkitlap,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rudy menjelaskan, mekaanisme warga yang akan menjalani isoter di Rumkitlap adalah berdasarkan hasil rujukan dari hasil tracing yang dilaksanakan dari puskesmas yang juga melibatkan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo dan juga Bhabinkamtibmas di wilayah domisili pasien.
“Namun kita anjurkan sesuai dengan arahan pemerintah, untuk yang OTG termasuk gejala ringan ini, gejala yang komorbidnya terkendali, itu disarankan melaksanakna isoman. Namun kalau tidak memungkinkan, isoter yang disiapkan oleh Pemkot Surakarta sudah siap, baik yang disiapkan di Ndalem Priyosuhartan, maupun Rumkitlap dari TNI,” kata dia.
Terakhir, Rudy menyebut, bahwa sekarang ini jumlah pasien yanng menjalani isolasi di Ndalem Priyosuhartan berjumlah sekitar 37 orang. Padahal, di lokasi tersebut hanya mampu menampung sebanyak 41 pasien saja.
“Kalau kapasitas 41, mungkin sudah hampir 80 persen. Namun seklai lagi, kita siap,” tandasnya.
Editor : Kholistiono