31 C
Kudus
Sabtu, Juli 19, 2025

Makam Keturunan Raja Solo Ada di Dalam Rumah Warga

BETANEWS, SOLO – Rumah bercat kuning berlantai dua yang berada di Kampung Kauman Pasar Legi, Kecamatan Banjarsari, atau tepatanya di Jalan Sultan Syahrir Nomor 248 Solo sekilas tak jauh berbeda dengan rumah warga pada umumnya.

Namun, ketika masuk ke salah satu ruangan yang mirip dengan gudang, terdapat empat makam. Tak jauh dari ruangan tersebut, juga terdapat satu makam lainnya.

Kelima makam tersebut, diketahui merupakan makam keturunan penguasa Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara IV.

-Advertisement-
Rumah warga yang di dalamnya terdapat makam keturunan Raja Solo. Foto: Khalim Mahfur.

Baca juga : KGPAA Mangkunegara IX Wafat, Ganjar: ‘Mas Djiwo Sangat Gaul dan Dekat dengan Masyarakat’

Menurut keterangan sang pemilik rumah, Sutadi (73), makam tersebut sudah berada di tempat itu sebelum bangunan rumahnya didirikan. Empat makam terletak di sebuah ruangan yang dikosongkan, serta satu lainnya berada di sebelah rumah.

“Saya sebelum tinggal di sini sudah ada. Saya di sini tahun 1970. Salah satu makamnya ini ada tulisan aksara Jawanya yang di samping, yaitu Raden Ayu Supartinah yang saya baca. Sedangkan empat lainnya tulisannya sudah pudar,” ujarnya, Jumat (10/9/2021).

Sutadi mengungkapkan, bahwa kerabat dari Pura Mangkunegaran juga sering berziarah ke makam tersebut pada saat bulan Ruwah atau sebelum bulan puasa.

“Dulu pas saya ke sini kayaknya nggak dirawat gitu, kemudian dirawat sama suami saya. Dulu masih batu, dicat putih, setiap tahun pasti saya cat,” imbuhnya.

Sementara itu, Pecinta dan Pengamat Sejarah Mangkunegaran, KRMT L Nuky Mahendranata mengatakan, bahwa salah satu makam tersebut adalah makam RA Supartinah, putri KGPAA Mangkunegara IV.

“Itu kalau dari tulisan yang ada di samping kanan dan kiri, posisinya sudah agak rata, karena itu berbentuk huruf Jawa yang menonjol. Itu terbaca kira-kira Raden Ayu Supartinah putri dari Mangkunegara ke IV. Kalau keluarga Mangkunegara sendiri, tidak ada yang namanya Supartinah. Tetapi setelah dicek ternyata, itu memang ada yang memang meninggal waktu bayi bersama dengan ibunya,” ungkap Nuky.

Menurut Nuky, bayi tersebut adalah bayi yang meninggal karena meskram atau keguguran. Dirinya menerangkan, bahwa pada zaman dahulu, bayi yang meninggal karena meskram biasanya dikuburkan di sekitar rumah.

Sedangkan untuk tiga makam lain yang berada di dekat makam Raden Ayu Supartinah, serta satu makam di sebelahnya, menurut Nuky, makam tersebut juga merupakan makam bayi meskram namun bukan dari keluarga Mangkunegaran.

“Itu kebetulan tidak ada tulisan nya. Jadi di samping-samping itu tidak diketahui muka tulisannya. Tapi saya kira kalo dari bentuk yang kecil itu, itu ya paling bayi meskram juga. Itu di bawah nya, juga ada makam lagi, tapi bukan dari keluarga Mangkunegaran,” imbuhnya.

Baca juga : Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX Gunakan Adat Mataram, Ini Rangkaian Prosesinya

Nuky mengatakan, bahwa makam-makam tersebut diperkirakan sudah ada di tahun 1853 hingga tahun 1881. Ketika dikaji lebih dalam, tahun tersebut merupakan era dari Mangkunegara IV.

Menurut Nuky, makam tersebut memang sudah berada di lokasi itu sebelum bangungan rumah didirikan. Dirinya juga mengatakan, bahwa pemilik rumah saat ini tidak ada ikatan keluarga dengan Pura Mangkunegaran.

“Ya, itu kan dulu dipinggir jalan jadi orang pasti udah lama tau, cuma itu dijadikan rumah sama yang Magersari itu lho, jadi itu sertifikatnya juga gak jelas,” tandasnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER