BETANEWS.ID, KUDUS – Sebanyak 369 madrasah di Kabupaten Kudus melakukan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas untuk tahap kedua. Hal ini melanjutkan simulasi tahap pertama yang sudah digelar pada 30 Agustus hingga 11 September lalu.
“Sesuai dengan SE Gubernur Jawa Tengah, simulasi PTM dilaksanakan dua tahap. Maka untuk hari ini, semua madrasah di Kudus yang jumlahnya 369 mulai tanggal 13 September sampai 26 September melaksanakan PTM terbatas tahap dua. Mulai dari RA (Raudlatul Athfal) hingga MA (Madrasah Aliyah),” kata Plh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kudus, Shony Wardana, Senin (13/9/2021).
Baca juga : Evaluasi PTM Terbatas, Disdik Kudus Masih Temukan Siswa Abai Prokes
Rinciannya, ungkap Shony, RA sebanyak 118, Madrasah Ibtidaiyah (MI) 145, Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 68 dan untuk MA ada 38.
Shony menjelaskan, simulasi tahap kedua yang dilakukan tersebut, merupakan persyaratan yang harus dilalui untuk mendapatkan rekomendasi menjadi sekolah yang boleh melakukan PTM.
“Rekomendasi dari Satgas Covid-19 sampai sekarang belum terbit. Maka sekarang kami melaksanakan simulasi terlebih dahulu, sampai terbit rekomendasi,” terangnya.
Evaluasi simulasi pertama, menurutnya sudah berjalan baik. Hanya saja, beberapa kali Shony menemukan masih ada siswa yang terkadang abai protokol kesehatan. Lebih sering, terkait kebijakan menjaga jarak. Sehingga, saat melakukan peninjauan ke beberapa sekolah, pihaknya bersama tim terus mengingatkan agar siswa bisa menaati protokol kesehatan dengan benar.
Pada simulasi tahap kedua ini, Shony akan lebih memperketat penerapan protokol kesehatan. Agar semua madrasah bisa masuk dalam rekomendasi diperbolehkannya PTM terbatas dilakukan.
“Kesiapan madrasah melakukan PTM terbatas sebagian besar sudah memenuhi, lebih dari 90 persen. Khususnya MTs dan MA. Kalau untuk RA, pemenuhannya belum maksimal. Karena sarana prasana mereka yang belum dipenuhi semuanya,” ungkapnya.
Selain siap dengan sarpras, pihak sekolah juga diwajibkan mengisi data di sistem kesiapan belajar dari Kemendikbud dan Kemenag. Dua hal tersebut, merupakan bagian dari penilaian madrasah-madrasah yang sudah siap melakukan PTM terbatas atau belum.
Terlepas dari semua itu, Shony berharap, agar semua madrasah di bawah naungan Kemenag Kudus yang telah melakukan simulasi, bisa lolos melakukan PTM terbatas nantinya.
Di sisi lain, Shony menyebut, bahwa belum semua tenaga pendidik madrasah sudah divaksin Covid-19.
“Alasannya bermacam-macam. Ada yang ditunda, ada juga yang tidak kebagian jatah. Sebab, antusias masyarakat Kudus yang semakin tinggi, semakin menyempitkan kesempatan guru-guru madrasah mendapat jatah vaksin,” ungkapnya.
Baca juga : Tinjau Pelaksanaan PTM, Bupati Kudus Minta Guru Terapkan Prokes Ganda
Namun, pihak Kemenag Kudus sendiri terus mengingatkan dan mengupayakan selama ada kesempatan untuk vaksin, guru-guru madrasah diharapkan bisa mengikuti vaksinasi.
“Sejauh ini belum ada berita atau laporan dari teman-teman guru kalau ada yang menolak divaksin. Hanya jatah vaksinnya yang terbatas. Tapi upaya vaksinasi kami terus galakkan ke guru-guru. Dimana pun, selama ada peluang (vaksinasi), entah itu di desa, puskesmas, perusahaan, jika ada peluang, ikut saja vaksinasi itu,” pungkasnya.
Editor : Kholistiono