BETANEWS.ID, KUDUS – Pagi itu, di sebuah pertenakan sapi Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, terlihat seorang pria sedang memeras susu. Dengan telaten, tangannya mengurut payudara sapi berwarna belang hitam putih tersebut. Setelah embernya penuh oleh susu segar, ia pun membawanya ke dalam rumah untuk dimasak. Pria itu adalah Supriyadi (48) pemilik Pertenakan Susu Perah Madina dan Kedai Susu Madina.
Ditemui di Kedainya, Supri mengatakan, sebelum memiliki kedai susu, ia memulai usahanya dengan beterna sapi perah terlebih dahulu. Saat itu, ia menjual susu ke ke beberapa pedagang saja. Setelah dua tahun berjalan, ia terbersit ide untuk membuka kedai susu.
“Nama Madina ini terinspirasi dari kata Kota Madinah. Waktu itu, punya ide usaha ternak sapi setelah naik haji,” katanya, Sabtu (07/8/2021).
Baca juga: Enak dan Harga Ekonomis, Susu Nusantara Laris Manis Meski Baru Buka Sepekan
Kelebihan di Kedai Susu Madina ini, lanjut Supri, ia menjual susu murni sapi tanpa campuran air sama sekali. Selain yang murni, ia juga menjual susu varian rasa, agar semakin diminati. Beberapa varian rasanya adalah cokelat, stroberi, STMJ, melon, anggur, dan lain-lain.
“Di sini kami 100 persen menggunakan susu sapi. Tidak saya tambah dengan air sama sekali. Jadi rasanya lebih mantap,” ujarnya.
Untuk ukuran, lanjut Supri, pihaknya menyediakan kemasan cup kecil, porsi normal, dan kemasan literan. Harganya pun cukup terjangkau, yakni dari Rp 5 ribu hingga Rp 11 ribu.
Baca juga: Kaya Manfaat untuk Kesehatan, Ini Ragam Produk Susu Kambing dari Armilk
Setiap harinya, Kedai Madina bisa menjual susu hingga 60 liter. Susu tersebut bisa bertahan hingga dua hari saja.
“Karena murni, paling enak dinikmati selama dua hari saja. Tetapi sebenarnya bisa bertahan hingga satu bulan bila dibekukan,” beber Supri di kedai yang buka 06.30 hingga 15.00 WIB itu.
Kini, setelah tiga tahun menggeluti usaha pertenakan susu perah, Supri sudah mempunyai delapan reseller dan sudah punya pelanggan tetap di Kudus, Rembang, dan Jepara.
Editor: Ahmad Muhlisin