31 C
Kudus
Selasa, Maret 28, 2023
BerandaKUDUS RAYAKUDUSPangkas Jarak dan...

Pangkas Jarak dan Waktu, Jembatan Sesek Ini Jadi Penyambung Perekonomian Warga Dua Kabupaten

BETANEWS.ID, KUDUS – Di atas Sungai Wulan, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus membentang jembatan sesek. Jembatan tersebut sebagai penghubung dua wilayah antara Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak. Beberapa warga dari dua kabupaten tersebut, dengan mengendarai motor bergantian melintas di jembatan yang bahan pembuatannya didominasi oleh bambu.

Jembatan sederhana terbuat dari bambu dan kayu itu, selain sebagai penghubung dua daerah juga dianggap warga yang melintas sebagai pernghubung perekonomian mereka. Satu di antara penyeberang yakni Arifin. Warga Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kudus itu mengaku setiap hari melintas di jembatan sesek tersebut.

Warga melewati jembatan sesek di atas Sungai Wulan. Foto: Rabu Sipan.

Baca juga : Potret Jembatan Sesek di Sungai Wulan, Penyambung Kabupaten Kudus dan Demak

- Ads Banner -

“Setiap hari saya melintas di jembatan sesek di Sungai Wulan untuk berjualan di Pasar Tugu Demak. Menurutku jembatan sesek ini sangat membantu, bisa lebih cepat sampai tujuan dan lebih irit bahan bakar,” ungkap Arifin kepada Betanews, Selasa (24/8/2021).

Menurutnya, jembatan sesek di Sungai Wulan itu sangat membantunya dalam menopang roda perekonomian. Bisa lebih cepat sampai pasar tempat ia mencari nafkah. Sebab, Jika melalui Jembatan Tanggulangin, ia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai Pasar Tugu, Kabupaten Demak.

“Perbandingannya lumayan, kalau saya lewat Jembatan Tanggulangin butuh waktu lebih dari 30 menit untuk sampai ke Pasar Tugu, Demak. Kalau lewat jembatan sesek ini kan palingan hanya 10 menit saja,” bebernya.

Hal senada juga diungkap oleh Siti. Warga Desa Kedungwaru, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak itu mengaku sangat terbantu dengan adanya jembatan sesek itu. Sebab, jika tidak ada jembatan sesek itu, ia yang kesehariannya jadi buruh pabrik rokok di Kudus harus muter melalui Jembatan Tanggulangin.

“Saya kerja di pabrik rokok di Kecamatan Kaliwungu, Kudus. Jika tidak ada jembatan sesek ini, berarti berangkat kerja saya harus muter melalui Jembatan Tanggulangin. Tentunya itu kejauhan,” ungkap Siti.

Apalagi, kata dia, masuk jam kerja di pabrik rokok itu pagi sekali. Bahkan, selama ini yang melintas melalui jembatan sesek di Sungai Wulan itu saja, ia harus berangkat dari rumah pukul 05:00 WIB. Baginya jembatan sesek di Sungai Wulan bisa untuk mempersingkat waktu.

“Jika saya harus muter lewat Jembatan Tanggulangin, maka saya harus berangkat kerja jam berapa,” tanya Siti

Oleh sebab itu, Siti tak mempermasalahkan dengan ongkos yang dipatok oleh pengelola jembatan sesek itu sebesar Rp 2 ribu, untuk pulang dan pergi. Menurutnya, ongkos tersebut lebih irit, jika dibandingkan ia harus muter melalui Jembatan Tanggulangin.

“Ongkos tersebut tidak masalah ya. Toh itu untuk pulang pergi. Dari pada saya harus muter ke selatan lewat Jembatan Tanggulangin, kemudian ke utara lagi dan lalu ke barat, kan jauh. Lebih boros dan lebih capek,” ucapnya.

Baca juga : Kisah Nursidi dan Sujadi, Puluhan Tahun Gantungkan Hidup pada Perahu Eretan di Sungai Wulan

Sementara itu Suwarno penjaga jembatan sesek itu mengatakan, jembatan sesek itu dibangun musiman saat musim kemarau saja. Kalau musim hujan dan air sungai penuh penyeberangan menggunakan perahu. Sedangkan alat penyeberangan di Sungai Wulan itu sudah ada sejak lama.

“Saya di sini hanya jaga dan penarik ongkos saja. Keberadaan penyeberangan di Sungai Wulan itu sudah lama. Mungkin sejak belasan tahun yang lalu,” ujarnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

33,383FansSuka
13,322PengikutMengikuti
4,333PengikutMengikuti
105,000PelangganBerlangganan

Terbanyak Dibaca Sepekan