31 C
Kudus
Jumat, April 18, 2025

Kembang Kempis Pendapatan Pemijat Tunanetra di Semarang Selama Pandemi

BETANEWS.ID, SEMARANG – Harno (52) tampak duduk menanti pelanggan di usaha panti pijatnya, Kamis (26/8/2021). Hari-hari selama pandemi, waktunya lebih banyak digunakan untuk menanti daripada melayani kastemernya. Di sebuah bangunan yang ala kadarnya di Desa Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang itu, dia hidup bersama delapan teman sesama tunanetra merintis usaha panti pijat 2007 lalu.

Tak sulit sebenarnya menemukan panti pijatnya. Rumah yang dia sewa itu berada di samping jalan. Plang berukuran 1×2 meter juga tertancap di seberang jalan depan panti pijat untuk memudahkan pelanggan menemukan tempatnya.

Meski mudah ditemukan, nyatanya usaha Harno itu tetap terimbas pandemi. Bahkan, ia kini mengaku kalang kabut karena pemasukan dan pengeluaran tak seimbang. Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, penghasilannya turun hingga 50 persen.

-Advertisement-

Baca juga: Sempat Viral, Pengunjung Masjid Kapal di Semarang Makin Sepi Karena Pandemi

“Sekarang itu pemasukannya sedikit namun pengeluarannya banyak,” jelasnya saat ditemui di rumahnya.

Sebelum pandemi, pelanggan yang datang ke panti pijat miliknya itu bisa sampai 40 hingga 60 orang sehari. Tak heran jika di panti pijat miliknya itu, ada sembilan pemijat yang berasal dari berbagai daerah.

“Ada yang dari Cilacap, Magelang, Purworejo, Jawa Timur, dan Wonosobo juga ada,” ujarnya.

Selama pandemi, setiap pemijat hanya bisa mendapatkan 1-2 pelanggan. Padahal, ketika sebelum pandemi setiap pemijat bisa mendapatkan 4-5 pelanggan saban harinya.

“Namun kita tetap bersyukur karena masih ada pelanggan yang datang,” paparnya.

Baca juga: Demi Bisa Makan, Tukang Sound di Semarang Terpaksa Jual Sound dan Mobil

Kini, untuk menambah pendapatan, selain melayani pijat di tempat, dia juga melayani pijat di luar. Untuk tarif pijat tak berbeda, hanya saja pemesan harus mengantarnya pulang dan pergi.

“Kalau tarif pijatnya Rp 50 ribu sekali pijat,” ucapnya.

Pemijat yang berada di panti pijat miliknya itu tak sembarangan. Mereka sudah dilatih selama dua tahun oleh orang yang ahli di bidangnya. Untuk itulah, dia menjamin kualitas pijatan di tempatnya sangat baik.

“Kita sebelum terjun seperti ini itu ada kursus pijat selama 2 tahun dulu,” tandasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER