BETANEWS.ID, SEMARANG – Keberadaan sampah plastik yang terus meningkat di Kota Semarang membuat Komunitas Bank Sampah Resik Becik putar otak untuk menguranginya. Salah satu yang dilakukan komunitas ini adalah membeli sampah plastik milik warga yang akan diolah menjadi berbagai kerajinan tangan.
Pendiri Komunitas Bank Sampah Resik Becik, Ika Yudha Kurniasari mengatakan, selama pandemi volume sampah di Kota Semarang cenderung meningkat. Hal itu disebabkan banyak warga yang beraktivitas di rumah.
“Saat awal-awal sempat susah mencari bahan baku (sampah plastik) mungkin karena pada takut keluar jadi banyak pengepul yang libur,” jelasnya saat ditemuu di kantor Resik Becik, Kerobokan, Kota Semarang, Kamis (3/6/2021).
Baca juga: Pot Cantik dari Limbah Kayu Karya Iwan Digandrungi Pecinta Tanaman Kaktus
Saat ini, dalam satu bulan Komunitas Resik Becik menghasilkan 200 hingga 300 kilogram sampah plastik. Ketika pandemi pasokan sampah naik menjadi 700 kilogram.
Sampah itulah yang nanti akan dijadikan sebagai bahan baku untuk kerajinan seperti tas dan dompet yang nantinya akan dipasarkan melalui offline maupun online.
“Kalau sampai saat ini kita kesulitannya bukan bahan baku, melainkan orang yang membeli,” ujarnya.
Dia membandingkan, dulu sebelum pandemi kebanyakan pembeli datang ketika sedang pameran. Namun, karena pandemi banyak kegiatan yang harus diundur, bahkan dicancel.
Baca juga: Heru Sulap Limbah Kayu Jati Jadi Ukir Wajah 3D yang Bernilai Jual Tinggi
“Biasanya itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang juga beli ketika ada acara,” ucapnya.
Sampai saat ini, total nasabah di bank sampah terdapat 500 orang di seluruh Kota Semarang. Sementara untuk nasabah aktif sekira 50 persen dari total nasabah.
“Kenaikan serapan sampah ini tentu bagus karena kami olah dan pilah untuk kreasi, sisanya kami distribusikan ke pengepul,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin