31 C
Kudus
Jumat, Maret 21, 2025

Tradisi Bulusan Ditiadakan, Pedagang Kecewa Kehilangan Momen Panen Tahunan

BETANEWS.ID, KUDUS – Di tepi jembatan yang berada di depan area Makam Mbah Dudo, Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, terlihat banner bertuliskan larangan berjualan. Seorang pria mengenakan kaus singlet warna putih berdiri tampak di jembatan tersebut, menatap mobil Satpol PP dan Dinas Perhubungan berpatroli. Dia adalah Abdul Mufid (54) warga setempat yang tak bisa jualan karena Tradisi Bulusan ditiadakan.

Abdul mengatakan, benerapa hari yang lalu banyak pedagang yang datang ke sana, termasuk dirinya yang berjualan pakaian. Karena tradisi Bulusan ditiadakan, jadi Satpol PP mengusir para pedagang.

“Ini kan momen tahunan rutin. Momen panen kami selaku pedagang asli warga Sumber. Tahun kemarin sudah tidak ada, tahun ini ditiadakan lagi kan kasihan pedagang kecil seperti kami,” keluhnya.

-Advertisement-

Baca juga: Nekat Jualan, Sutriman Mengaku Salah dan Angkut Lapak dari Kawasan Bulusan

Dirinya juga membandingkan, para pedagang kaki lima di Gor juga masih bisa buka. Pedagang di pasar yang lokasi ramai juga masih diizinkan. Menurutnya, tidak ada bedanya dengan berjualan di saat momen lebaran ketupat di sana.

“Kan sama saja, pedagang di Gor atau di pasar juga ramai. Kami juga siap mentaati protokol kesehatan. Yang memicu kerumunan itu hiburannya, misal tradisi Bulusan ini tetap berjalan tanpa hiburan kan tidak apa-apa,” terangnya, Selasa (18/5/2021).

Abdul menambahkan, kalau ia merasa kasihan kepada pedagang yang datang jauh-jauh dari luar Kudus. Mereka baru buka malah diusir Satpol PP.

“Kan kasihan, tapi ya mau bagaimana. Harapan kami ya tahun depan sudah bisa diadakan tradisi Bulusan ini. Kalau hiburannya memgundang kerumunan ya bisa dihilangkan hiburannya saja. Tapi tradisi yang sudah turun-temurun ini tetap berjalan,” tambahnya.

Baca juga: Meski Tak Ada Tradisi Bulusan, Yusuf Tetap Datang Ajak Keluarga Melihat Bulus

Senada dengan Abdul, Narsih (40) warga setempat yang juga berdagang sembako dan es merasa kasihan kepada para pedagang yang lain. Meski tidak ada Tradisi Bulusan, Narsih masih membuka warungnya karena di rumah.

“Kasihan yang dari luar Kudus, diusir Satpol PP. Momen begini biasanya kan ramai, jualan saya juga laris. Karena tradisi Bulusan tidak digelar, ya ini saya tetap buka seperti biasa meski sepi,” katanya.

Ia juga mengeluhkan, mal yang ramai pengunjung saja masih bisa dibuka. Kalau alasannya protokol kesehatan pihaknya juga siap menaati protokol kesehatan.

“Di sini kan wali, harapannya ya tetap ada Tradisi Bulusan yang sudah berjalan sejak saya belum lahir. Ini juga masih ada orang yang datang ke Makam Mbah Dudo, ada yang sekedar melihat kura-kura maupun berziarah,” tandasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER