Soni Wibowo, Kepala Operasional PO Nusantara. Foto: Kaerul Umam

Belasan bus tampak terparkir di garasi PO Nusantara, di tepi Jalan Raya Demak-Kudus, belum lama ini. Sejumlah orang terlihat sedang duduk bersantai di garasi tersebut. Satu di antaranya adalah Soni Wibowo (50), Kepala Operasional PO Nusantara. Di masa pandemi ini, dirinya merasa sangat sulit, terlebih Pemerintah Pusat memberlakukan larangan mudik.

Kepada Tim Liputan Khusus Betanews.id, Soni mengaku sangat keberatan dengan larangan tersebut. Ia berharap pemerintah melakukan kajian ulang, sehingga pihaknya tetap bisa bekerja meski dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Kalau boleh jujur kami merasa keberatan, meski tetap mengikuti kebijakan pemerintah tetapi kami merasa berat. Kami berharap ada angin surga dari pemerintah, kebijakan yang mengizinkan jalan lagi. Untuk penekanan Covid-19 dengan antisipasi protokol kesehatan ketat tidak apa-apa,” ungkapnya saat ditemui beberapa hari lalu.

Soni belum bisa memperkirakan dampak kerugian bagi PO Nusantara dengan adanya larangan mudik 2021. Yang jelas pihaknya merasa kesulitan hanya untuk sekadar melakukan perawatan kendaraan. Karena menurutnya, saat ini untuk membeli spare part bus saja tidak bisa.

Secara biaya kami belum bisa menghitung, THR juga tidak tahu dari mana nanti. Kasihan rekan-rekan, kami sudah lama sakit karena tidak ada pendapatan.

Soni Wibowo, Kepala Op PO Nusantara

“Secara biaya kami belum bisa menghitung, THR juga tidak tahu dari mana nanti. Kasihan rekan-rekan, kami sudah lama sakit karena tidak ada pendapatan. Beli spare part aja tidak kuat,” keluh Soni.

- advertisement -

Hal senada juga disampaikan oleh Priyo Kelana (40), Manajer Operasional PO Shantika, kebijakan larangan mudik memberatkan. Dia mengatakan, Lebaran merupakan momen panen, dia merasa gagal panen dua kali jika tahun ini masih dilarang mudik.

“Lebaran merupakan momen panen bagi kami, tahun kemarin kami sudah tidak panen dan tahun ini kami bisa tidak panen lagi. Masak ya menanam terus tapi tidak panen. Ini berat diungkapkan dengan kata-kata. Padalah protokol kesehatan sudah kami kedepankan, jadi pekerjaan ya harusnya bisa terus berjalan,” tambahnya.

Ditemui di lokasi berbeda, Haryanto selaku owner PO Haryanto mengatakan, bahwa dirinya tetap mendukung peraruran pemerintah. Meski mendukung, pihaknya memberi masukan untuk adanya peninjauan kembali terkait kebijakan larangan mudik 2021. Ia mengkhawatirkan jika nantinya ada ledakan jumlah pemudik yang terlantar di terminal.

“Pengusaha transportasi ini mitra pemerintah, jadi harus bersinergi. Tapi terkait kebijakan ini lebih baiknya ditinjau kembali. Kalau bisa ya dikasih kelonggaran,” jelasnya.

Sememtara itu, Mahmudun, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) organisasi angkutan darat (Organda) Kabupaten Kudus menegaskan, pandemi telah membuat usaha transportasi carut marut, khususnya perusahaan otobus. Meski demikian, pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah terkait larangan mudik tahun 2021.

“Pandemi tentu membuat usaha transportasi carut marut. Apa lagi ditambah kebijakan larangan mudik lebarang tahun ini, tentu berat bagi kami. Kami berharap ada kajian ulang,” ujar Mahmudun.


Tim Liputan: Ahmad Rosyidi, Rabu Sipan, Kaerul Umam (Reporter, Videografer). Suwoko (Editor Berita). Andi Sugiarto (Editor Video). Lisa Mayna (Translator).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini