BETANEWS.ID, KUDUS – Suasana berubah menjadi seperti di lautan saat memasuki ruang Bridge Simulator SMK Wisudha Karya Kudus. Di sana terlihat seorang pria berseragam warna biru, dia adalah Rendhy Wahyu (21), alumni Jurusan Pelayaran Nautika di SMK tersebut. Rendhy, begitu dia akrab disapa, berbagi kisah kepada Betanews.id yang kebetulan saat ini dirinya sedang cuti.
Rendhy mengatakan saat ini dia sudah bekerja di PT Maritim Barito Perkasa. Dia mengaku senang karena bisa bekerja sesuai cita-citanya menjadi seorang pelaut. Cita-cita itu sudah tertanam sejak kecil. Saat remaja, dia juga mendapat banyak cerita, bekerja di pelayaran mendapat gaji yang besar.
Baca juga: SMK Wisudha Karya Kudus Jadi Tuan Rumah Pendidikan Magang ke Jepang
“Jadi saya tambah semangat saat itu. Kemudian saya tahu sekolah ini (SMK Wisudha Karya) kemudian mendaftar. Fasilitas di sini juga lengkap, tidak semua sekolah punya Bridge Simulator. Ini sangat berguna, dengan simulasi di sekolah saya sudah tidak asing lagi saat berlayar,” jelas warga Jepangpakis, RT 04 RW 02, Jati, Kudus, Jumat (5/3/2021).
Rendhy masuk SMK Wisudha Karya pada tahun 2014 dan lulus tahun 2019. Tak menunggu lama, setelah satu bulan lulus dia langsung berlayar. Rendhy juga membeberkan, semua lulusan angkatannya sebanyak 22 orang juga sudah berlayar.
Baca juga: Siswa SMK Wisudha Karya Kudus Juarai LKS Tingkat Nasional
“Semua sudah berlayar, karena di SMK ini sudah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan. Jadi lulus bisa langsung bekerja,” bebernya.
Saat ini dia menjabat sebagai Perwira Dek 2 di kapal. Rendhy bertanggungjawab menentukan arah kapal berlayar. Selain itu juga mengecek dokumen kapal dan membuat laporan bulanan.
“Yang paling sulit bagian laporan bulanan, karena harus teliti. Kalau ada kesalahan sedikit saja semua anggota bisa kena imbas dipotong bonusnya. Dan potongannya hingga 50 persen atau Rp 3,5 juta,” kata Rendhy.
Bekerja Satu Tahun Bisa Bangun Rumah
Rendhy menambahkan, menjadi Rendhy mendapat gaji cukup besar. Dalam satu bulan dia digaji sekitar Rp 6 juta. Selain itu dia juga mendapat bonus Rp 7 juta dan sisa uang makan sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.
“Gajinnya ya lumayan lah. Dalam satu tahun bekerja saya sudah bisa membangun rumah. Tabungan ya sudah ada lumayan,” ungkapnya sambil tersenyum.
Ia menambahkan, saat berlayar, satu kapal diisi sekitar 12 orang. Rendhy masih berlayar di wilayah Indonesia. Jarak tempuh paling dekat sekitar empat hingga tiga hari. Sedangkan jarak tempuh yang jauh sekitar sepekan.
Baca juga: Meski Pecinta K-Pop, Yustin Tetap Pilih Magang ke Jepang Daripada Korea
“Paling kendalanya saat cuaca ekstrem. Tapi di sekolah kan sudah dilatih mental dan kedisiplinannya, jadi saya sudah siap berhari-hari di laut. Meski terhitung baru, tapi Jurusan Pelayaran di sini (SMK Wisudha Karya) terbilang maju,” tambahnya.
Editor: Suwoko