BETANEWS.ID, KUDUS – Di antara kabupaten di eks Karesidenan Pati, Kabupaten Kudus menjadi kabupaten yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi. Hal ini dapat dilihat dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional di Tahun 2020, nilai IPM Kabupaten Kudus tahun 2020 sebesar 75,00 naik sebesar 0,06 poin.
Rahmadi Agus Santosa (55) menyampaikan, jika dilihat dari sisi pendidikan pada tahun 2020, anak-anak usia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 13,23 tahun atau meningkat 0,01 tahun dibanding tahun 2019. Selain itu, penduduk umur 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,75 tahun, atau SMP Kelas VIII.
Baca juga : IPM Kudus Tetap Tumbuh di Masa Pandemi
“Jadi umur 25 tahun ke atas meningkat 0,12 tahun dibandingkan tahun lalu. Dengan program wajib belajar 9 tahun tentu berpengaruh meningkatkan tingkat pendidikan,” katanya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus itu.
Dia juga merinci peningkatan IPM dari sisi dimensi Harapan Lama Sekolah (HLS) di Kudus sejak tahun 2016 hingga tahun 2020. Pada tahun 2016 terdapat 13,19 tahun, di tahun 2017, 13,20 tahun, tahun 2018 menjadi 13,21 tahun.
“Kemudian pada tahun 2019, 13,22 tahun dan di tahun 2020, 13,23 tahun. Jadi setiap tahun ada peningkatan harapan lama sekolah 0,01 tahun,” terangnya beberapa hari yang lalu saat ditemui betanews.id.
Dimensi pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan HLS. RLS adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. HLS didefinisikan sebagai lamanya tahun sekolah formal yang diharapkan akan ditempuh oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Baca juga : Jumlah Angkatan Kerja di Kudus Naik Jadi 512.320 Ribu Orang
Selain pendidikan atau pengetahuan (knowledge), IPM juga dibentuk dari umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life) dan standard hidup layak (decent standard of living). Kemudian dihitung berdasarkan rata-rata geometrik tiga indeks tersebut. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan melalui standarisasi nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.
“IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan manusia dalam jangka panjang. Maka dari itu perlu difokuskan pada dua aspek, yaitu kecepatan dan status pencapaian indeks”, jelasnya.
Editor : Kholistiono