BETANEWS.ID, KUDUS – Hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) 2020, jumlah angkatan kerja terdapat sebanyak 512.319 orang, dengan tingkat partisipasi angkatan kerja sebanyak 74,50 persen. Selain angka tersebut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2020 di Kabupaten Kudus sebesar 5,53 persen atau meningkat 1,73 persen jika dibandingkan 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik Kudus, Rahmadi Agus Santosa (55) mengungkapkan, jumlah peningkatan sejumlah 28.340.000 atau 1,73 persen. Sedangkan penduduk bekerja tercatat sebanyak 483 ribu orang. Bertambah sebanyak 13 ribu orang dibanding tahun 2019.
“Sekarang hasil survei BPS cukup cepat, biasanya menunggu satu tahun. Dan sekarang kami sudah punya komitmen adanya percepatan,” kata pria yang akrab disapa Rahmadi itu saat ditemui di ruangannya, Jumat (8/1/2021).
Baca juga: Angka Kemiskinan di Kudus Tahun 2020 Naik 7,31 Persen
Ia menjelaskan, angkatan kerja yakni orang yang yang sudah memasuki usia kerja yaitu 15 tahun ke atas. Bekerja maupun pengangguran jika sudah usia 15 tahun merupakan angkatan kerja.
“Sudah bekerja, mencari pekerjaan atau menganggur, jika sudah usia 15 tahun ke atas termasuk angkatan kerja. Ada juga usia kerja tetapi tidak termasuk angkatan kerja. Misal orang yang sudah tua dan tidak bekerja, atau ibu rumah tangga yang memutuskan tidak bekerja,” terangnya.
Rahmadi melanjutkan, tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK di Kudus sebanyak 74,50 persen. Didapat dari rasio jumlah angkatan kerja terhadap penduduk angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka TPT, rasio yang menganggur dibagi angkatan kerja. Untuk tingkat pengangguran, di Kudus mengalami kenaikan jika dibandingkan Sakernas tahun 2019.
“Hampir seluruh kabupaten atau kota mengalami kenaikan jumlah pengangguran. Untungnya, angka pengangguran di Kudus masih jauh di bawah Nasional 7,07 persen dan Jawa Tengah 6,48 persen. Kudus termasuk rendah, meskipun bukan terendah di Jawa Tengah,” bebernya.
Baca juga: 62,62 Persen Warga Kudus Belum Terdata di Sensus Penduduk 2020
Dari jenis kelamin penduduk yang menganggur di Kudus, pengangguran laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Laki-laki terdapat 6,34 persen, sedangkan perempuan 4,57 persen.
“Jika dilihat dari tingkat pendidikan pada tahun 2020. Jumlah pengangguran yang ada di Kudus paling tinggi tamatan sekolah menengah umum, bukan kejuruan. Dengan persentase 31,36 persen yang tamat sekolah menengah umum,” ungkap pria berkacamata itu.
Menurutnya, hal itu ada hubungannya dengan pandemi Covid-19. Terdapat 105.554 orang yang sebelumnya bekerja, tetapi jadi menganggur. Kemudian yang menganggur setelah pandemi ada 5.956 orang.
“Kalau dilihat dari hasil survei, ada 1.229 orang ibu-ibu yang menjadi bukan angkatan kerja karena memilih menjadi ibu rumah tangga. Ada juga golongan sementara tidak bekerja, yaitu orang-orang yang dirumahkan. Dengan jumlah 6.150 orang. Dan yang mendapat pengurangan jam kerja akibat pandemi, ada 92.220 orang,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin