31 C
Kudus
Kamis, September 11, 2025

Jenuh Warungnya Banyak yang Utang, Siti Alih Bisnis Snack yang Kini Banjir Peminat

BETANEWS.ID, PATI – Siti Haningsih (60) terlihat sibuk mengemas makanan ringan di rumah produksi, Dukuh Widengan RT 1 RW 7, Desa Margomulyo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Setelah terbungkus rapi olahan makanan ringan berbahan ikan itu kemudian dikumpulkan jadi satu. tempat itu adalah rumah produksi Hidayah Snack.

Usai menyelesaikan pengemasan, Siti sudi berbagi cerita soal awal mula merintis usaha pada 2000 lalu itu. Awalnya, ia merasa jenuh karena saat mendirikan warung, banyak yang utang dan susah bayar. Dari situ, ia berpikir usaha tersebut prospeknya kurang bagus dan berpikir untuk mencoba bisnis lain.

Seorang wanita sedang membungkus makanan ringan yang diproduksi Hidayah Snack. Foto: Khalim Mahfur.

Akhirnya, ia mendapatkan ide untuk membuat keripik pisang. Bermodalkan Rp 4.500, Siti membeli pisang untuk ia olah menjadi keripik. Jajanan itu lantas ia pasarkan dari warung ke warung yang ada di sekitarnya.

-Advertisement-

Baca juga: Kisah Sukses Siti Jualan Snack yang Kini Tembus 63 Toko Modern di Pati

“Kalau nama Hidayah sendiri itu sudah sejak tahun 1988. Karena yang saya rasa dapat petunjuk dan mencari nama yang intinya agar dapat Hidayah dari Gusti Allah dan diniati ibadah,” terangnya, Selasa (8/12/2020).

Setelah usahanya berkembang, dia mulai membuat olahan berbahan dasar ikan yang bahannya banyak ditemukan di tempatnya. Produknya itu meliputi keripik ikan dero, ikan gatul krispi, kerupuk ikan, dan lainnya.

Dari situ, ia mulai aktif memasarkan produknya di berbagai event yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati.

“Tahun 2008 ditinjau oleh Dinas Ketahanan Pangan dan diberi peralatan yang mendukung proses produksi, setelah itu di tahun 2010 ditwari oleh Dinas Kelautan dan perikanan untuk membuat produk olahan dari ikan,” paparnya.

Olahan-olahan ikan yang ia buat adalah olahan-olahan yang bersifat kering. Ia pernah membuat olahan berupa bandeng presto dan juga olahan yang bersifat basah namun menurutnya tidak bisa bertahan lama.

Baca juga: Renyahnya Kacang Sangrai dan Oven Putra Tunggal yang Rutin Kirim Hingga Sumatra

“Dulu pernah buat olahan basah seperti bandeng presto, nila krispi, dan lain-lain, tapi nggak bisa tahan lama. Padahal sudah di-seal dan kedap udara. Jadi saya memilih membuat olahan ikan yang kering,” ucapnya.

Semua proses produksi dilakukan di kediamannya. Pengerjaan ia lakukan dengan mengajak warga di sekitarnya dalam membuat berbagai macam snack.  pada saat-saat tertentu, ia mengaku kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumen sehingga Ia membutuhkan banyak tenaga tambahan.

“Produk saya kini bisa ditemui di 63 swalayan dan supermarket di Kabupaten Pati. Harganya, keripik ikan dero isi 100 gram dihargai Rp 15 ribu, krispi gatul 80 gram Rp 13 ribu, carang madu isi 15 Rp  14 ribu, asoy pedes 250 gram Rp 12 ribu, dan keripik pisang pipit 200 gram Rp 13 ribu,” pungkasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER