BETANEWS.ID, PATI – Beberapa orang terlihat sedang mengemas kacang kulit dalam sebuah plastik di sebuah rumah Dukuh Gempol RT 1 RW 3, Desa Gempolsari, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati. Camilan yang sudah terbungkus itu kemudian ditumpuk di pinggir dinding bersama dengan puluhan bungkus yang lain. Salah satunya adalah Utuh Adi Nurcahyo (26), owner rumah produksi kacang sangrai dan kacang oven Putra Tunggal.
Utuh menjelaskan, mulai produksi kacang sangrai dan kacang oven sejak Maret 2020. Sebelumnya, Ia pernah bekerja di pabrik yang sama dengan usahanya itu. Dari situ, ia kemudian mulai mengembangkan ilmunya dengan memproduksi sendiri. Selain itu, ia juga ingin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

“Ingin buka usaha karena saya sudah merasa lelah bekerja di pabrik dan ingin membuat usaha sendiri,” ujarnya kepada Betanews.id, Sabtu (21/11/2020).
Baca juga: Rutin Kirim ke Taiwan dan Hong Kong, Teh Daun Kelor Mahakarya Mulya Jadi Bisnis Sampingan TKW
Khusus untuk kacang sangrai, ia mengambil bahan baku dari pengepul, sedang yang oven ia mengambil dari pabrik karena keterbatasan alat.
Dalam sekali produksi, Utuh dapat memproduksi sebanyak 120 kg kacang tanah. Proses produksi dilakukan di rumahnya dengan dibantu dua orang karyawannya. Setelah proses produksi kemudian ditimbang dan dikemas sesuai dengan takarannya.
“Produsi saya dibantu 2 orang karyawan, mulai dari mengolah, penyortiran, penimbangan, pengemasan hingga tahap akhir,” bebernya.
Ia kemudian merinci kacang jualannya itu. Untuk berat 25 gram ia hargai Rp 1 ribu, ukuran 150 gram Rp 4,3 ribu, 200 gram Rp 5,8 ribu, 400 gram Rp 11,3 ribu, 1 kilogram Rp 26 ribu dan berlaku kelipatannya.
Baca juga: Makaroni Viqiku, Aneka Camilan Kekinian yang Wajib Anda Coba
“Awalnya dulu saya taruh di warung-warung. Alhamdulillah sekarang sudah punya pelanggan tetap di Pati, Jepara, Rembang, Tuban, hingga Palembang. Sekali kirim, saya bisa mengirim hingga 30 pak. Biasanya yang di luar daerah saya titipkan ke bus karena di sekitar sini, kan banyak agen bus,” terangnya.
Memulai usaha semenjak pandemi tidak membuat Utuh rugi. Ia malah mendapatkan banyak pesanan kacang, bahkan orderan dari pelanggannya malah mengalami kenaikan hingga sekarang.
“Kemarin sempat berhenti produksi satu bulan karena pengiriman sempat tertunda karena pembatasan wilayah, tapi alhamdulillah sampai sekarang semakin banyak pesanan pelanggan,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin