31 C
Kudus
Jumat, Maret 29, 2024

Mengenal Eny, Staf di Dinas PMD Kudus yang Dapat Penghargaan Natural Leader

BETANEWS.ID, KUDUS – Di salah satu ruangan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kudus, tampak seorang perempuan berhijab coklat, sedang sibuk merapikan beberapa berkas yang ada di mejanya. Perempuan itu adalah Eny Astuti ( 35), Staf di Dinas PMD Kabupaten Kudus.

Eny sapaan akrabnya, merupakan salah satu penerima penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2020, untuk kategori Natural Leader. Pemberian penghargaan itu dilakukan via konferensi video yang diselenggarakan di Command Center Dinas Kominfo, Jumat (13/11/2020) lalu.

Eny Astuti. Foto: Kartika Wulandari

Baca juga : Sabet Penghargaan Kades Terbaik, Hartopo : ‘Pak Kiswo Bisa Jadi Inspirasi Desa Lain’

Eni mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan penghargaan tersebut. Sebab, dirinya juga tidak tahu tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan program itu.

“Saya tidak pernah dihubungi agar melakukan ini atau itu, ya mengalir saja. Tentu saya berterima kasih kepada Dinas Kesehatan yang telah mengapresiasi. Karena memang beliau-beliau yang menilai ternyata,” ujar Eny.

Dirinya menyebut, apa yang dilakukan itu bukan karena mengharap mendapatkan penghargaan, namun hal tersebut lebih kepada panggilan jiwa.

Katanya, Natural Leader tersebut, merupakan penghargaan terhadap kader yang dinilai bisa mengubah perilaku masyarakat supaya tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Kader, katanya memiliki upaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membangun kesadaran agar masyarakat tidak BABS, yakni melalui Community Led Total Sanitation (CLTS), yaitu sanitasi total atas prakarsa masyarakat.

“Program ini merupakan upaya pendekatan partisipasi yang mengajak masyarakat yang menitikberatkan pada penyadaran masyarakat akan pentingnya sarana pembuangan air besar untuk kesehatan pribadi dan penyehatan lingkungan,” ungkapnya.

Dalam hal ini, pihaknya mengadakan pendekatan kepada tokoh masyarakat, supaya wilayah yang dipetakan BABS agar tidak lagi melakukan buang air besar sembarangan. Pihaknya juga tidak menjanjikan bantuan, tetapi mengajak kepada masyarakat sendiri untuk membangun kesadaran.

Di antara desa yang menjadi binaanya yaitu Desa Jati Kulon. Di mana, saat ini masyarakat di desa tersebut sudah tidak lagi BABS. Tidak hanya perilakunya saja, tetapi sudah mengarah kepada kepemilikan jamban. Setiap rumah sudah memiliki jamban sendiri, sehingga sudah tidak lagi numpang BAB di jamban tetangga.

Eny mengaku, edukasi terhadap kesadaran agar tidak buang air besar sembarangan tersebut sudah dilakukan sejak 2008 lalu. Yakni, ketika desanya Jati Kulon mendapatkan program Penyediaan Air Minum Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Eny mulai turun ke masyarakat dan menyosialisasikan pola hidup sehat di desanya sendiri.

Selain di desanya sendiri, dirinya juga memberikan edukasi di puluhan desa lain melalui program Pamsimas. “Kebetulan saya terlibat dalam Pamsimas. Nah salah satu programnya yaitu tentang Stop BABS. Nah, dari program ini setidaknya ada 78 desa yang menjadi jangkauan saya,” ungkapnya.

Baca juga : Ini Cara Kades Berugenjang Atasi Persoalan BABS di Desanya Hingga Raih Penghargaan

Untuk mengajak pola hidup sehat, Eny melakukan pendekatan melalui acara PKK maupun pengajian warga. Dalam mengajak, Eny juga mendapatkan beberapa kendala.

“Kendala pasti ada, dari yang menentang sampai tidak menerima baik apa yang sedang saya lakukan. Tapi kembali lagi, saya percaya niat baik pasti akan berujung baik juga,” ungkapnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
133,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER