31 C
Kudus
Jumat, Maret 21, 2025

Dipecat Saat Pandemi, Bambang Tak Mau Nganggur dan Nekat Usaha Roti Burger

BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang pria tampak sibuk dengan mesin pengaduk adonan di RT 5 RW 1 Dukuh Patian, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Terlihat adonan yang di dalam mesin tersebut kemudian dikasih margarin hingga baunya sangat menggugah selera. Pria tersebut yakni Bambang Siswanto (36) pemilik Kue Dus Bakery and Cake.

Di sela aktivitasnya tersebut, pria yang akrab disapa Bambang itu sudi berbagi kisah tentang usahanya. Dia mengatakan, merintis usaha produksi aneka roti sejak tujuh bulan yang lalu, sejak ada pandemi virus corona. Sebelumnya, ia mengaku belasan tahun malang melintang kerja di pabrik roti di Bekasi dan Kudus.

Bambang sedang meniris adonan roti di Usaha Kue Dus Bakery and Cake miliknya. Foto: Rabu Sipan.

“Sejak ada pandemi, dunia usaha kan terkena imbasnya, termasuk produksi roti. Akibatnya, banyak pekerja yang diberhentikan dan satu di antaranya adalah saya,” ujar Bambang kepada Betanews.id, Kamis (1/10/2020).

-Advertisement-

Baca juga: Berani Banting Harga, Niat Bambang Jual Roti Burger yang Penting Pelanggan Senang

Pria yang sudah dikaruniai empat anak itu mengaku berspekulasi merintis usaha pembuatan roti. Sebab di masa pandemi daya pembeli masyarakat turun, dan otomatis usahanya itu akan terancam tidak laku. Namun, dengan keyakinan dan pengalaman bekerja di pabrik roti, ia pun tetap nekat mulai merintis usaha pembuatan roti yang diberi nama Kue Dus Bakery and Cake. Bahkan saat ini, roti burger bikinannya justru laris manis di pasaran.

“Saya nekat saja. Saya mikirnya daripada nganggur akibat pandemi, mending saya bikin usaha produksi roti. Untuk memantik minat pembeli saya pun menawarkan roti dengan harga yang murah, tapi dengan rasa yang enak,” beber Bambang.

Dia mengatakan, memproduksi aneka roti hantaran mulai Rp 10 ribu, bolu hantaran Rp 13 ribu, brownis hantaran Rp 10 ribu, serta aneka roti bijian yang dalamnya ada isian antara lain, pisang, coklat, keju, dan lainnya. Ia juga bikin roti hard dog dan roti burger yang dibanderol Rp 7 ribu per pak, isi 10 roti.

“Harga yang saya tawarkan itu lebih murah 50 persen dari harga roti dari tempat lain. Saya memang tidak ambil untung banyak, untung sedikit tidak apa-apa yang penting roti saya laku,” katanya.

Baca juga: Gagal Latih Bulutangkis di Amerika Serikat, Erick Bangun Mimpi Lain di Kopi Rata Kiri

Menurutnya, awal memproduksi roti dan memasarkannya itu lumayan butuh perjuangan. Pertama produksi, ia hanya bikin adonan roti satu kilogram sehari, yang dipasarkan lewat media sosial Facebook. Setelah ada pemesan atau pembeli baru kemudian cash on delivery (COD).

“Saya bersyukur dari yang awal hanya produksi satu kilogram, kini saya bisa menghabiskan adonan roti sebanyak 50 kilogram sehari untuk memenuhi permintaan pelanggan,” tukas Bambang.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER