31 C
Kudus
Sabtu, November 9, 2024
spot_img
spot_img

Sepi Job Manggung, Mandala Angklung Semarang Ngamen di Kudus

BETANEWS.ID, KUDUS – Sore itu, traffic light di Perempatan Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kudus, menyala merah. Kendaraan dari arah selatan serta merta berhenti. Kemudian dari tepi jalan mulai terdengar alunan suara musik yang didominasi suara angklung. Terlihat, sambil menunggu lampu hijau menyala, para pengendara begitu menikmati alunan musik yang dimainkan empat orang tersebut. Mereka adalah grup musik Mandala Angklung.

Kasman (63), ketua grup sekaligus pemain angklung menuturkan, grup musik Mandala Angklung berasal dari Semarang. Setiap sepi orderan manggung, serta untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dia bersama rekannya yang tergabung dalam grup memutuskan untuk mengamen di pinggir jalan. Tepatnya di tepi perempatan jalan yang ada lampu lalu lintasnya.

Grup Mandala Angklung dari Semarang sedang mengamen di Kudus karena sepi job manggung. Foto : Rabu Sipan

“Dari dulu Mas, kalau sepi manggung ya kami mengamen. Kalau tidak begitu nanti tidak ada pemasukan. Lha nanti yang ngasih makan anak dan istri kami siapa,” kata Kasman kepada betanews.id, Sabtu (16/5/2020).

-Advertisement-

Baca juga : Mengenal Band Tanpa Nada, Tak Persoalkan Aliran Musik Agar Leluasa Berkarya

Pria yang sudah punya lima anak itu menambahkan, untuk mengamen ia bersama rekannya memilih pindah – pindah kota. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak bosan dengan keberadaannya. Paling lama mengamen di satu kota itu dua hari, setelah itu pindah lagi. Beberapa pekan kemudian, baru ke kota tersebut lagi.

“Kalau kami memilih mengamen pindah – pindah kota. Banyak kota yang telah kami singgahi untuk menjajakan alunan alat musik kami. Selain Kudus, ada Jepara, Salatiga, Demak, Boyolali, semarang dan kota – kota lainnya,” ungkapnya.

Di Kudus sendiri tambahnya, ia bersama rekannya memilih lampu lalulintas Peganjaran untuk menjajakan alunan alat musiknya. Sedang kalau di Jepara, dia memilih lampu merah Ngabul sebagai tempat untuk menghibur orang lewat.

“Di Kudus sendiri ini sudah hari kedua. Kemarin di sini, karena ramai yang ngasih. Jadi kami putuskan di Kudus lagi. Kalau sudah sedikit yang sodakoh kami akan pindah ke kota lain,” bebernya.

Setiap mengamen, kata dia, sehari ia bersama rekannya paling kebagian Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu per orangnya. Sebab, hasil yang didapatkannya harus dipotong sewa mobil perhari dan sewa alat musiknya terlebih dulu. Baru sisanya baru dibagi rata.

“Kami memang sewa mobil untuk mengangkut rombongan dan alat musik. Harga sewa mobil Rp 320 ribu sehari. Belum juga harga sewa alat musiknya. Namun nerapapun sisanya, yang penting ada pemasukan dan keluarga bisa tetap makan,” ujarnya.

Baca juga : Bantu Seniman yang Kehilangan Penghasilan, Ganjar Galang Donasi Lewat Panggung Kahanan

Dia mengaku, grup musik Mandala Angklung dibentuk dua tahun lalu. Ada empat musik yang dimainkan yaitu, angklung, teplak, geduk dan bastem. Biasanya kata dia, sering mendapatkan job manggung untuk acara khitanan, tujuh belasan, ulang tahun dan lain sebagainya.

“Di Kudus sendiri kami cukup dikenal dan beberapa kali dapat job untuk memeriahkan acara. Namun yang belum kenal dan ingin menggunakan jasa kami bisa menghubungi nomer 081225298487,” tutupnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
146,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER