BETANEWS.ID, KUDUS – Lantunan musik Dangdut terdengar cukup keras dari sebuah bangunan di Jalan Raya Pati-Kudus, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, siang itu. Lagu-lagu tersebut menemani para pekerja yang sedang mengerjakan berbagai furnitur yang diproduksi di tempat tersebut.
Di sisi lain, beberapa furnitur yang sudah jadi terpampang di bagian depan toko bernama Mebel Jati Agung itu. Di situ juga terlihat Atot Alrifianto (44), yang sedang mengecek produk jadi yang hendak dikirim ke toko furnitur langganan.
Pria yang bekerja di bagian pemasaran itu menjelaskan, berbagai mebel yang diproduksi di tempat tersebut adalah dipan, almari, kursi makan, kursi tamu, kursi teras hingga buffet. Sedangkan bahan yang digunakan untuk pembuatannya dipilih dari kayu akasia dan jati.
“Paling banyak memang pesanan dari bahan kayu akasia. Karena harganya lebih murah, dan kualitasnya hampir sama dengan yang berbahan jati,” ungkapnya saat ditemui, Selasa (5/4/2020).
Baca juga: Saptaria Fashion, Produksi Hijab Premium Harga Miring
Sambil memperlihatkan proses produksi, Atot melanjutkan, sampai saat ini, pihaknya sudah punya pelanggan tetap toko-toko furnitur di hampir seluruh Jawa Tengah, serta beberapa kota di Jawa Timur, seperti Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan Gresik.
“Mebel Jati Agung khusus menerima pesanan dari toko-toko furnitur yang sudah menjadi pelanggan. Oleh karena itu, di sini tidak menjual eceran,” katanya.
Atot lantas menjelaskan proses pembuatan mebel di tempatnya. Proses pertama pengerjaan furnitur adalah memotong kayu sesuai dengan ukuran. Setelah itu, kayu-kayu tersebut dibentuk sesuai pola yang sudah ada. Ketika pola-pola sudah terkumpul, pengerjaan berlanjut ke perakitan.
“Setelah dirakit, kami ada proses ukir. Kalau sudah baru diamplas. Setelah diamplas baru diwarnai. Di sini ada tiga jenis warna, yaitu natural, walnut, sama salak brown,” papar dia.
Baca juga: Bosan Merantau, Piti Rintis Bisnis Furnitur di Kudus Demi Dekat Keluarga
Tidak sampai di situ, lanjut Atot, furnitur yang sudah melalui proses panjang hingga pengecetan, kemudian dimasukkan ke ruang oven. Proses terakhir ini membutuhkan waktu 24 jam.
“Proses paling akhir adalah pemasangan busa atau pengejokan. Jadi rangka yang sudah dioven tadi, dipasang karet ban dan busa. Setelah itu dilapisi bahan jok. Kalau di sini ada dua macam bahan, yaitu oscar sama kain. Setelah itu, furnitur siap untuk dikirim,” tutup Atot.
Editor: Ahmad Muhlisin