31 C
Kudus
Kamis, Februari 13, 2025

Siswa TBS Ini Catat Semua Keterangan Mantan Teroris yang Hadir di Kantor PC NU Kudus

SEPUTARKUDUS.COM, MLATI LOR – Sejumlah kendaraan terparkir rapi di kantor PC NU Kudus, di tepi Jalan Pramuka Nomor 20, Desa Mlati Lor, Kota Kudus, Rabu (29/3/2017) siang. Terlihat Puluhan peserta memenuhi kursi bagian depan dalam acara Sarasehan Kebangsaan yang diselenggarakan Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) PC Kudus, dan Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) PC Kudus.

Abu Tholut memberikan pemapara dalam Sarasehan Kebangsaan di kantor PC NU Kudus
Abu Tholut memberikan pemaparan dalam Sarasehan Kebangsaan. Foto: Ahmad Rosyidi

Saat acara dimulai, tampak seorang pria mengenakan peci hitam di bagian belakang sedang mencatat apa yang disampaikan narasumber. Dia tak lain adalah Muhammad Iskandar Dzulqornain (17), dirinya merasa perlu untuk mengikuti kegiatan tersebut untuk membentengi diri agar tidak terjerumus di jalan yang salah. Karena dirinya berencana kuliah di Timur Tengah, dia ingin belajar tentang berbagai ideologi kelompok-kelompok radikal.

-Advertisement-

“Sementara ini saya baru belajar tentang ideologi Wahabi, HTI, MTA, dan Jaringan Islam Liberal. Saya cukup tahu saja, agar saya tidak mudah terpengaruh. Jadi yang bagus bisa saya ambil, yang tidak bagus bisa buat pelajaran. Saya juga ingin bergabung dengan mereka, agar tau seperti apa sebenarnya di dalamnya,” jelas siswa MA TBS tersebut kepada Seputarkudus.com.

Acara bertema “Ideologi Transnasional VS Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” itu, menghadirkan tiga narasumber. Mereka antara lain, mantan teroris Abu Tholuth (mantan teroris), Ketua ISNU Kudus Kisbiyanto dan Ketua MUI Kudus Khamdani Hasanudin.

Ain begitu dia akrab disapa, mengungkapkan, saat ini dia dan 11 temannya sudah mendaftar beasiswa untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Timur Tengah. Selain mempersiapkan untuk tes seleksi, Ain juga merasa perlu persiapan pengetahuan Ideologi agar bisa membentengi diri. Menurutnya, acara Sarasehan Kebangsaan memang diperlukan bagi generasi muda agar tidak mudah terpengaruh faham-faham radikal yang bertentangan dengan ideologi Pancasila dan menolak NKRI.

“Saya merasa dapat pengetahuan baru dari kegiatan ini. Narasumbernya juga ada yang mantan teroris, jadi sudah paham tentang kelompok tersebut,” terang mantan ketua OSIS TBS Kudus itu.

Dalam pemaparannya Imron Byhaqi (56) alias Abu Tholut, mantan teroris yang menjadi narasumber kegiatan tersebut, menjelaskan, radikalisme itu ada dua, konstruktif dan destruktif. Menurutnya, Radikal konstruktif juga dibutuhkan untuk hal yang positif dan kebaikan. Bukan untuk hal yang negatif dan merenggut hak orang lain.

“Radikalisme konstruktif itu yang positif, jadi untuk kegiatan yang positif kita juga perlu radikal. Seperti taat beragama dengan benar, menegakkan keadilan, kasih sayang antar sesama. Dan radikal destruktif ini yang negatif, ikut aliran sesat, berdusta, menebarkan kezaliman, menghalalkan segala cara untuk merenggut hak orang lain,” jelas Abu Tholut, sapaannya saat masih bergabung di Jamaah Islamiah (JI) dan Jamaah Ansoru Tauhid (JAT) itu.

Ahmad Hamdani, Ketua MUI Kudus yang menjadi narasumber kedua, menyampaikan, tidak semua perbuatan Rasulullah itu wajib diikuti. Bagi Rasullullah tahajud menjadi sebuah kewajiban, tetapi bagi umatnya tidak diwajibkan. “Jadi kita harus bisa memilih mana yang baik kita ikuti, dan kita sesuaikan dengan kondisi saat ini,” terangnya.

Sementara itu, Kisbianto, Ketua ISNU Kudus yang juga menjadi narasumber, mengungkapkan, sebagai negara demokrasi, masyarakat Indonesia harus mengutamakan musyawarah. Dialog menjadi hal yang penting untuk mencari sebuah solusi. “Hukum mati itu jalan terakhir, kalau semua pencuri dipotong tangannya, kita semua dipotong. Karena pernah mencuri uang orang tua,” terangnya disambut gelak tawa peserta yang hadir.

Abdur Rohman (24), ketua panitia kegiatan, mengungkapkan, kegiatan Sarasehan Kebangsaan dengan tema membutuhkan persiapan dua bulan. Dia berharap dengan adanya kegiatan tersebut, seluruh anggota IPNU dan IPPNU Kudus tidak terjerumus dan memecah belah NKRI.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
153,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER