SEPUTARKUDUS.COM, PRAMBATAN LOR – Di tepi utara Jalan Kudus-Jepara, Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, tampak sebuah ruko kecil yang dipenuhi busa. Di dinding ruko tersebut terlihat puluhan gulungan kain sebagai penutup kasur bernahan busa. Di antara busa dan kain tersebut tampak seorang perempuan berbaju hijau sedang mengukur kain untuk dipotong. Perempuan tersebut bernama Sulistiyanti (36), pemilik Toko Menara Busa. Dia berjualan kasur busa dengan modal dari hasil jerih payahnya selama puluhan tahun jadi tenaga serabutan.

Di sela aktivitasnya, perempuan yang akrab disapa Sulis itu sudi berbagi kisah tentang jualanya kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, mulai berjualan baru sekitar enam bulan lalu. Dia mencoba berjualan dan membuat kasur busa karena ingin meningkatkan penghasilan keluarganya. Karena sebelumnya dia mengaku hanya buruh serabutan di Jepara.
“Aku jadi buruh serabutan di tanah kelahiranku sejak masih remaja. Dan hasil dari upah bekerja itu sedikit demi sedikit aku kumpulkan. Karena aku berkeinginan punya usaha sendiri dan berharap usahaku mampu berkembang hingga mampu menaikan ekonomi keluargaku,” ujarnya.
Perempuan yang sudah dikaruniai satu anak itu mengatakan, memulai usaha berjualan busa, sekaligus kasur busa dengan modal sekitar Rp 3 juta. Menurutnya, uang tersebut dia gunakan untuk berbelanja busa serta kain penutup kasur. Sedangkan untuk sewa tempat dikatakan Sulis, dibayar dengan cara mencicil saat punya uang.
“Untungnya pemilik rukonya baik dan kasihan kepada keluargaku, hingga mempersilakan rukonya tersebut aku bayar dengan uang seadanya dulu. Dan kekuranganya juga boleh dibayar secara angsur tiap bulan,” ujar Sulis yang mengatakan harga sewa tempat tersebut sebenarnya Rp 7,5 juta setahun.
Dia menjual kasur busa dengan berbagai ukuran, di antaranya kasur ukuran 1×2 meter seharga Rp 350 ribu hingga Rp 400 ribu. Untuk ukuran 120×200 sentimeter dia jual antara harga Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu. Sedangkan ukuran 90×200 sentimeter dia jual dengan harga Rp 250 ribu.
“Harga tersebut untuk kasur busa dengan pembungkus kain biasa. Sedangkan untuk pesanan kasur busa dengan pembungkus kain lebih bagus, misalkan kain bluduru, harga yang sudah aku utarakan tadi ditambah Rp 200 ribu,” ujarnya.
Seain menjual kasur jadi, tutur Sulis juga menjual secara terpisah anatara busa, serta kain pelapisnya. Karena menurutnya, busa dan kainnya tersebut sering juga dibeli tukang servis jok, dan sofa. Selain kasur dia juga menjual bantal dengan harga Rp 30 ribu satu. “Aku berharap usaha jualan kasur, busa, serta kain yang aku rintis dengan modal dari kerja serabutan sejak aku remaja ini laris, dan semoga saja bisa berkembang,” harapnya.