SEPUTARKUDUS.COM, PEGANJARAN – Di Dusun Blender RT 2, RW 3, Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kudus, tampak sebuah rumah bertingkat yang pelataranya dipenuhi puluhan televisi. Di dalam ruangan rumah terlihat dua orang sedang sibuk memperbaiki televisi rusak. Satu di antara orang tersebut bernama Giharto (49), yang tak lain pemilik tempat servis televisi. Dia mulai membuka jasa perbaikan televisi setelah diberhentikan dari perusahaan elektronik ternama, tempat dirinya bekerja.

Di sela aktivitasnya memperbaiki televisi, Giharto sudi berbagi kisah tentang usahanya itu kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, sebelum membuka jasa layanan servis televisi, dia bekerja sebagai teknisi di perusahaan elektronik ternama di Kudus. Namun, pada 1998 saat terjadi krisis moneter, tempat dirinya bekerja melakukan pemutusahn hubungan kerjaĀ (PHK) masal.
āAku bersyukur, karena di-PHK akibat krisis moneter melanda Indonesia, aku justru mendapat hikmah dengan mendapatkan mata pencaharian lain, yakni menjadi tukang servis televisi. Ā Saya mempunyai banyak pelanggan dan hasilnya mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga,ā ujarnya.
Dia mengisahkan, sebelum terjadi krisis, selama bekerja menjadi teknisi di perusahaan tersebut, dia juga mocokĀ menjadi tenaga servis elektronik di Welahan, Jepara, selama lima tahun. Setelah dipecat, selain masih kerja di Jepara, Giharto juga menjadi tukang servis elektronik panggilan.
Pria yang dikaruniai tiga anak itu mengatakan, setelah sebulan membuka jasa servis panggilan, dia mengaku mulai dikenal banyak orang dan memiliki banyak pelanggan. Bahkan selang sebulan, dia tidak lagi menerima order servis panggilan. Karena para pelanggannya mengantarkan barang elektronik rusak ke rumah Giharto. Karena saking banyaknya pelanggan, menurtnya, pada waktu itu di rumahnya sampai menumpuk barang elektronik khususnya televisi, menunggu untuk diperbaiki.
Giharto mengungkapkan, sejak saat itu usaha servisnya mulai berkembang sampai sekarang. Pelangganya tidak hanya dari Kudus, tapi juga datang dari Demak, Jepara serta Pati. Bahkan, kata dia, sebagian para pelangganya tersebut merupakan pemilik jasa servis elektronik juga.
āMereka yang sudah jadi tukang servis elektronik datang ke tempatku karena tidak bisa memperbaiki mesin dan komponen televisi rusak. Biasanya mereka hanya membawa mesin komponenya saja tidak beserta tabung televisi. Di tempatku semua kerusakan televisi separah apapun, aku sanggup memperbaikinya, yang penting aku masih bisa mendapatkan komponen televisi rusak tersebut,ā ungkpanya.
Giharto mengungkapkan, saat musim hujan seolah menjadi musim panen bagi tukang servis televisi seperti dirinya. Karena di musim hujan televisi sering terjadi korslet pada flyback, karena pengaruh cuaca lembab dan sering terkena air hujan. Dalam sehari di tempatnya tersebut mampu memperbaiki sekitar 10 televisi, serta bisa memperbaiki mesin komponen televisi sekitar 15 set.
“Untuk servis ringan saya mematok harga dari Rp 40 ribu sampai Rp 70 ribu. Sedangkan ganti tabung televisi biayanya Rp 300 ribu dan biaya perbaikan mesin komponennya saja harganya antara Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu,” terang Giharto.
Dia mengungkapkan, harga tersebut untuk perbaikan televisi jenis tabung, sedangkan untuk harga servis televisi layar datar dia kenakan harga mulai Ā Rp 200 ribu. Dan untuk televisi plasma biaya servis, bisa mencapai jutaan rupiah. Tempat servis miliknya tersebut juga melayani servis barang elektronik lain di antaranya, setrika, kipas angin, digital versatile disc (DVD).